Kendati begitu, Menteri Kesehatan Ali Pilli mengatakan, pihaknya akan tetap memberlakukan langkah pencegahan seakan-akan Covid-19 masih berada di sana.
"Tidak ada kasus positif di Republik Siprus Utara (TRNC) selama 10 hari terakhir," ujar Pilli kepada
Anadolu Agency, Selasa (28/4).
"Kami akan menganggap kami memiliki (virus), bahkan jika hanya ada satu kasus di seluruh dunia," tambahnya.
Lebih lanjut, Pilli mengatakan, langkah-langkah keras untuk membendung penyebaran virus di Siprus Utara sudah dilakukan jauh hari, sejak awal wabah Covid-19 muncul di China pada akhir Februari.
Siprus Utara melaporkan kasus Covid-19 pertamanya pada 10 Maret. Hingga saat ini, Covid-19 telah menewaskan 4 orang di Siprus Utara, termasuk 2 warga negara Jerman.
Komite penyakit menular negara itu sudah melakukan pertemuan pada Januari. Sejak saat itu, kamera termal juga mulai ditempatkan di bandara dan pelabuhan.
Menindaklanjuti keputusan pemerintah pada 14 April, semua orang yang datang dari luar negeri akan diberi status wajib karantina mandiri.
Sebanyak 3.084 orang hingga saat ini melakukan karantina mandiri, di mana 2.634 orang di antarany dikarantina di hotel dan asrama mahasiswa.
Siprus Utara juga sudah melakukan 9.462 pengujian Covid-19 dengan 108 di antaranya positif.
Sementara perihal dukungan dari Turki, Pilli mengatakan, Turki telah membantu perjuangan Siprus Utara untuk menangani virus.
"Saya ingin menyampaikan terima kasih yang tak ada habisnya kepada Presiden Recep Tayyip Erdogan dan Menteri Kesehatan Fahrettin Koca," katanya.