Peringatan tersebut disampaikan oleh Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), Robert Redfield dalam sebuah wawancara dengan
Washington Post pada Selasa (21/4).
"Ada kemungkinan bahwa serangan virus pada bangsa kita pada musim dingin tahun depan sebenarnya akan lebih sulit daripada yang baru saja kita lalui," ujar Redfield seperti dikutip
CNA.
"Kita akan mengalami epidemi fllu dan epidemi virus corona pada saat yang bersamaan," ujarnya memberikan alasan.
Dengan adanya kombinasi tersebut, Redfield mengatakan, tekanan pada sistem perawatan kesehatan nasional akan lebih besar dibandingkan gelombang pertama yang masih terjadi hingga hari ini.
Untuk mempersiapkan risiko tersebut, Redfield dan otoritas kesehatan publik lainnya meminta pemerintah untuk terus memberlakukan aturan tinggal di rumah, menutup bisnis dan sekolah, karena bisa menghambat penyebaran infeksi.
Meski pembatasan gerak mulai dilonggarkan, Redfield meminta semua individu untuk tetap memberlakukan aturan jarak sosial satu sama lain.
Sementara anjuran tersebut diberlakukan, otoritas kesehatan masyarakat harus meningkatkan sistem pengujian untuk mengidentifikasi mereka yang terinfeksi lalu melakukan penelusuran kontak dengan ketat.
Terkait membangun jaringan pelacakan kontak nasional, Redfield mengungkapkan, pihaknya membutuhkan 300 ribu personel guna menghadapi gelombang kedua Covid-19.
Saat ini, Redfield mengaku CDC sedang berdiskusi dengan para pejabat negara terkait pendaftaran dan pelatihan sukarelawan untuk membantu mengawasi pelacakan kontak.
Hingga saat ini, Rabu (22/4), virus corona baru telah menginfeksi 818.744 orang di AS dengan 45.318 orang maninggal dunia dan baru 82.923 orang yang dinyatakan telah pulih.
BERITA TERKAIT: