Selain Amerika Serikat, Australia juga mulai vokal mempertanyakan hal tersebut.
Di mana dalam sebuah wawancara pada Minggu (19/4), Menteri Luar Negeri Marise Payne mengungkapkan kekhawatirannya perihal transparansi China yang diaggapnya sudah pada level tertinggi.
"Masalah-masalah seputar virus corona adalah masalah untuk tinjauan independen, dan saya pikir penting bagi kita untuk melakukan itu. Faktanya, Australia benar-benar bersikeras akan hal itu," ujar Payne.
"Kepercayaan saya pada China didasarkan pada jangka panjang. Kekhawatiran saya adalah tentang transparansi dan memastikan bahwa kami dapat terlibat secara terbuka," tambahnya.
Australia juga bahkan menyerukan untuk dibentuknya penyelidikan internasional mengenai asal usul virus yang telah memakan korban lebih dari 160 ribu jiwa itu serta penyebarannya.
Merespons hal tersebut, jurubicara Kementerian Luar Negeri China, Geng Shuang mengatakan dalam briefing hariannya pada Senin (20/4) bahwa klaim Australia tidak berdasar, melansir
Reuters.
Geng kembali menegaskan bahwa selama ini China telah bertindak terbuka dan transparan. Ia bahkan prihatin dengan pernyataan yang dibuat Payne tersebut.
BERITA TERKAIT: