Outletnya Di Guangzhou Larang Masuk Orang Kulit Hitam, McDonald Minta Maaf

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Rabu, 15 April 2020, 14:07 WIB
Outletnya Di Guangzhou Larang Masuk Orang Kulit Hitam, McDonald Minta Maaf
McDonald/Net
rmol news logo Perusahaan makanan cepat saji asal Amerika, McDonald meminta maaf atas sebuah pengumuman di salah satu outletnya yang terletak di Guangzhou, China bagian selatan.

Dalam sebuah video yang tersebar di media sosial terlihat sebuah pemberitahuan yang menyatakan orang kulit hitam tidak diizinkan untuk memasuki restoran.

"Kami mendapatkan informasi bahwa saat ini orang kulit hitam tidak diizinkan memasuki restoran. Demi kesehatan, hubungi polisi setempat untuk isolasi medis," tulis pemberitahuan tersebut beserta menyertakan nomor telepon polisi setempat.

Ada pun pemberitahuan itu muncul di tengah ketegangan antara orang-orang Afrika dan penduduk setempat di mana terdapat rumor bahwa virus corona baru telah menyebar di kalangan orang Afrika.

Guangzhou sendiri memiliki kelompok besar orang Afrika yang kerap melakukan transaksi jual-beli.

Kepada AFP seperti dimuat Sputnik, McDonald mengatakan pemberitahuan tersebut tidak mewakili nilai inklusif mereka dan pemberitahuan tersebut pun telah dicabut.

Ketika mengetahui kabar tersebut, pihak McDonald juga langsung menutup cabangnya di Guangzhou.

Sementara itu, beberapa orang di China juga dilaporkan telah diusir secara paksa oleh polisi dari rumahnya. Mereka dilarang memasuki toko dan restoran, serta dipaksa untuk menjalani pengujian massal dan karantina.

Atas insiden tersebut, Dutabesar yang mewakili lebih dari 20 negara Afrika melakukan pertemuan dengan Asisten Menteri Luar Negeri China, Chen Xiadong pada Senin (13/4).

Menurut sumber-sumber diplomatik, beberapa negara Afrika juga telah mengirim surat kecaman pada Kementerian Luar Negeri China atas "diskriminasi dan stigmatisasi orang Afrika" tersebut.

Dalam sebuah pernyataan, Kemlu China menyatakan akan menindak hal tersebut. Sembari menyatakan siapa pun yang dinyatakan positif terinfeksi akan mendapatkan tindakan medis.

Pada Sabtu (11/4), Konsulat AS di Guangzhou merilis peringatan untuk mendesak orang Afrika-Amerika untuk tidak melakukan perjalanan ke sana karena xenophobia terhadap orang Afrika.

Menurut Xinhua, 111 warga negara Afrika di Guangzhou dinyatakan positif COVID-19. Sembilan belas dari kasus-kasus itu diimpor. Sementara itu, ada sekitar 5.000 warga negara Afrika yang tinggal di kota tersebut. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA