"Mayat yang menumpuk di Qom dan ketidakberdayaan orang-orang Rasht adalah bukti kegagalan pemerintah dalam memberikan peringatan tepat waktu tentang coronavirus," ujar Abdolkarim Hosseinzadeh, anggota parlemen itu.
"Kamu tidak mengkarantina kota, tetapi sekarang kita berada di puncak wabah, setidaknya membuat karantina rumah wajib di Qom dan Rasht sehingga kita tidak menjadi pemegang rekor dunia untuk jumlah kematian (karena virus corona)," tambahnya.
Beberapa pejabat Iran membantah angka-angka kematian resmi akibat virus Corona di negara itu dan mengkritik penanganan pemerintah terhadap wabah tersebut, melansir
Al Arabiyan, Kamis (5/3)
Seorang anggota parlemen dari kota Rasht membantah angka-angka kematian yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Iran. Ia mengatakan bahwa angka kematian akibat virus Corona di Iran "jauh lebih tinggi" daripada angka kematian resmi yang disebut-sebut.
"Saya memiliki statistik tentang jumlah kematian akibat virus Corona dari tiga pemakaman berbeda di Rasht dan saya harus mengatakan bahwa jumlahnya jauh lebih tinggi daripada yang dikatakan," ujarnya.
Hingga hari Kamis, Kementerian Kesehatan Iran mengatakan jumlah total kematian akibat virus Corona di Iran adalah 107. Iran menempati kasus dan kematian terbanyak ketiga di luar China.
BERITA TERKAIT: