Dalam sebuah unggahan yang diterbitkan dalam bahasa Inggris dan Mandarin pada Senin (2/3), Qihoo menerangkan pihaknya telah menemukan aksi spionase berbahaya dari pihak Amerika dengan menggunakan alat mata-mata digital CIA yang pernah dirilis oleh WikiLeaks pada 2017.
Menurut Qihoo, CIA telah menargetkan sektor penerbangan, energi, organisasi penelian ilmiah, perusahaan internet, dan lembaga pemerintah China. Salah satu tujuan peretasan adalah untuk melacak jadwal perjalanan tokoh-tokoh penting.
Dalam katalog yang diterbitkannya, Qihoo menunjukkan perangkat lunak yang digunakan CIA untuk meretas serta analisa waktu pembuatannya. Dalam keterangan Qihoo, seperti yang dimuat
Reuters, alat tersebut dirancang selama jam kerja di Pantai Timur Amerika Serikat.
Sementara itu, baik CIA maupun Kedutaan Besar China di Washington tidak memberikan komentar lebih lanjut mengenai laporan ini.
Pada bulan lalu, AS sendiri memberikan tudingan yang sama pada China. Di mana enam orang peretas militer dari China ditangkap setelah adanya laporan dari perusahaan kredit, Equifax.
BERITA TERKAIT: