Tujuannya adalah untuk mencegah migran yang berusaha ke wilayahnya melalui Turki. Demikian yang diungkapkan Menteri Pertahanan Yunani, Nikos Panagiotopoulos kepada
Skai Radio pada Kamis (30/1).
"Rencana untuk pembatas terapung berada di arah yang benar. Kita akan melihat apa hasilnya, apa efeknya dalam praktinya," ujarnya seperti yang dimuat
Reuters.
"Itu akan menjadi penghalang alami. Jika berfungsi seperti yang ada di Evros, saya percaya itu bisa efektif," lanjutnya merujuk pada tembok semen dan kawat berduri yang didirikan Yunani di perbatasan utara Turki pada 2012.
Untuk pembatas sendiri akan dibuat mirip seperti jaring sepanjang 2,7 km dengan tinggi 50 cm di atas permukaan laut.
Pembatas yang tampak seperti pagar tersebut akan dilengkapi lampu agar bisa tetap terlihat di malam hari. Pagar jaring tersebut akan Yunani tempatkan di laut lepas Pulau Lesbos, tempat kamp pengungsian Moria.
Untuk pembangunannya, dokumen pemerintah mengenai rencana tersebut mengungkapkan akan melibatkan vendor. Jika pagar tersebut efektif, Yunani akan menambahkan panjangnya mencapai 13 hingga 15 km.
"Kami perlu mengujinya untuk melihat apakah itu dapat memberikan hasil yang kami inginkan," ujar jurubicara pemerintah Yunani, Stelios Petsas.
Menurut badan pengungsi PBB, UNHCR, pada tahun lalu, 59.726 pengungsi mencapai Yunani. Sebanyak 80 persen di antaranya tiba di Chios, Samos, dan Lesbos.
Yunani sendiri adalah salah satu negara yang menjadi pintu gerbang ke Uni Eropa, selain Turki. Rata-rata pengungsi di sana berasal dari Suriah.
BERITA TERKAIT: