Langkah ini diambil untuk menangani dampak gempa serta mengantisipasi kemungkinan bencana yang lebih besar.
"Status darurat berlaku hingga 3 Maret untuk menangani kebutuhan darurat dan mengelola konsekuensinya," kata pejabat setempat, seperti dimuat
BBC pada Jumat, 7 Februari 2025.
Gempa paling kuat yang tercatat sejauh ini terjadi pada Rabu, 5 Februari 2025 pukul 20.09 waktu setempat, dengan kekuatan 5,2 skala Richter.
Pusat gempa berada di antara Pulau Amorgos dan Santorini, dengan kedalaman 5 km.
Sementara itu, gempa berkekuatan 4,7 skala Richter kembali terjadi pada Kamis pagi, 6 Februari 2025 di barat daya Amorgos, disusul oleh 57 gempa susulan lainnya.
Direktur Institut Geodinamika Yunani, Vasilis Karastathis bahwa aktivitas seismik di Santorini masih tinggi.
"Kami masih di tengah jalan. Kami belum melihat adanya penipisan, tidak ada tanda-tanda bahwa ia akan surut," ujarnya.
Karena situasi tersebut, Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis dijadwalkan mengunjungi Santorini pada hari ini untuk meninjau langsung kondisi di lapangan.
"Semua rencana telah dilaksanakan. Pasukan telah dipindahkan ke Santorini dan pulau-pulau lainnya, sehingga kami siap menghadapi segala kemungkinan," kata Mitsotakis dalam pertemuan dengan para ahli perlindungan sipil.
Ia juga meminta masyarakat untu tetap tenang dan bekerja sama dengan pihak berwenang.
Lebih dari 11.000 orang telah meninggalkan Santorini sejak keadaan darurat diumumkan. Sekitar 7.000 orang dievakuasi melalui jalur laut menggunakan feri, sementara 4.000 lainnya pergi melalui udara.
Untuk mengatasi dampak bencana, tim pemadam kebakaran yang terlatih dalam penanganan bencana telah dikirim ke Santorini. Selain itu, anjing pelacak, pusat operasi bergerak, dan helikopter juga disiagakan.
Menteri Iklim dan Perlindungan Sipil Yunani, Vassilis Kikilias, menyatakan bahwa angkatan bersenjata dan penjaga pantai siap membantu evakuasi warga yang rentan.
Di sisi lain, rumah sakit di Santorini telah membatalkan semua cuti dan hari libur tenaga medis agar siap menghadapi kemungkinan korban. Generator tambahan juga telah dikirim, dan stasiun telekomunikasi darurat mulai didirikan di Balai Kota Santorini.
Selain gempa bumi, penduduk juga khawatir dengan kemungkinan tsunami. Oleh karena itu, tumpukan karung pasir telah dipasang di sepanjang pantai Monolithos, yang memiliki bangunan berdekatan dengan laut.
Profesor bencana alam Costas Synolakis memperingatkan tentang potensi krisis vulkanik seperti yang pernah terjadi di Santorini sebelumnya.
"Kami berada dalam tahap yang sangat tidak pasti, di mana kami tidak dapat secara akurat menentukan durasi gempa bumi atau asal muasalnya yang tepat," ujarnya.
Namun, otoritas Yunani menegaskan bahwa gempa yang terjadi saat ini lebih berkaitan dengan pergerakan lempeng tektonik dibandingkan dengan aktivitas vulkanik.
Cuaca buruk memperburuk situasi di Santorini, menyebabkan feri ke Pelabuhan Piraeus, dekat Athena, tidak beroperasi. Tetapi, jalur darurat telah disiapkan untuk mengevakuasi warga yang masih terjebak di pulau tersebut.
Pihak berwenang juga memutuskan untuk menutup sekolah di Santorini dan beberapa pulau tetangga, seperti Anafi, Paros, Naxos, dan Mykonos. Keputusan lebih lanjut mengenai pembukaan kembali sekolah akan ditentukan setelah evaluasi kondisi terbaru.
Santorini, yang merupakan bagian dari Hellenic Volcanic Arc, dikenal sebagai salah satu destinasi wisata paling populer di Yunani.
Meskipun saat ini bukan musim liburan, gempa bumi yang terus terjadi telah memengaruhi ribuan warga lokal dan pekerja yang masih berada di pulau tersebut.
Yunani sendiri terletak di zona seismik aktif, di mana pergerakan lempeng tektonik sering kali memicu gempa bumi. Para ilmuwan menegaskan bahwa meskipun lokasi dan waktu gempa sulit diprediksi, langkah mitigasi seperti yang dilakukan pemerintah dapat membantu mengurangi dampaknya.
Dengan keadaan darurat yang masih berlaku, masyarakat Santorini diminta untuk tetap waspada dan mengikuti arahan pihak berwenang guna menghindari risiko lebih lanjut.
BERITA TERKAIT: