Trump's Plan: Palestina Boleh Negosiasi Dengan Israel, Tapi Tidak Bisa Ubah Peta

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Rabu, 29 Januari 2020, 13:13 WIB
Trump's Plan: Palestina Boleh Negosiasi Dengan Israel, Tapi Tidak Bisa Ubah Peta
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump/Net
rmol news logo Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan isi rencana perdamaian di Timur Tengah atau Trump's Plan. Pengumuman tersebut Trump sampaikan bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Gedung Putih, Selasa (28/1).

Sebelum memaparkan rencananya, Trump mengatakan proposal perdamaian tersebut telah memberikan banyak hal untuk Palestina dan mungkin akan menjadi kesempatan terakhir bagi mereka.

"Hari ini, Israel mengambil langkah yang besar untuk mencapai perdamaian," ujar Trump.

"Visi saya memberikan sebuah win-win opportunity untuk kedua belah pihak, solusi realistis untuk dua negara yang akan menyelesaikan risiko kenegaraan Palestina bagi keamanan Israel," lanjutnya.

Seperti yang dirangkum oleh BBC, ada beberapa poin dalam proposal perdamaian Trump. Pertama, AS akan mengakui kedaulatan Israel atas wilayah yang sesuai dengan rencana perdamaian. Di mana Trump mengaku, peta dalam proposal perdamaian itu telah menunjukkan kompromi teritorial dari Israel.

"(Peta itu akan) lebih (luas) dua kali lipat dari wilayah Palestina dan memberikan ibukota Palestina di Yerusalem timur," ujar Trump.

Dengan begitu, Trump mengatakan Yerusalem akan tetap menjadi ibukota Israel yang tidak terbagi.  Ia juga menambahkan, di Yerusalem timur, AS akan membuka kedutaan.

Menanggapi ini, Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) menyatakan rencana Trump akan memberikan Palestina kendali hanya atas 15 persen dari wilayah Palestina di masa lalu.

Selanjutnya, Trump menegaskan bahwa pemukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki oleh penduduk Israel akan tetap ada. Padahal, Tepi Barat sejak dulu adalah wilayah yang dikuasai oleh Palestina di mana banyak dari penduduknya tinggal di sana.

"Tidak ada warga Palestina atau Israel yang akan diusir dari rumah mereka," tegas Trump.

Trump juga mengatakan, Israel akan berkoordinasi dengan Yordania untuk memastikan status quo dan mengelola situs suci di Yerusalem. Bagi umat Yahudi, situs suci di Yerusalem adalah Yemple Mount sementara untuk umat Islam adalah al-Haram al-Sharif.

Kemudian, Trump menerangkan, wilayah-wilayah yang telah dikompromikan di peta proposal perdamaiannya akan berlaku selama empat tahun.

Selama empat tahun itu, Palestina dapat bernegosiasi dengan Israel namun tidak bisa mengubah peta. Palestina juga bisa berusaha memenuhi kriteria untuk menjadi negara selama itu.

Sebelum mengakhiri pengumumannya, Trump mengatakan Palestina hanyalah korban eksploitasi bagi kepentingan-kepentingan pihak untuk memajukan terorisme dan ekstrimisme. Namun, warganya berhak mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

"Palestina berada dalam kemiskinan dan kekerasan, dieksploitasi oleh mereka yang ingin menggunakannya sebagai pion untuk memajukan terorisme dan ekstremisme. Mereka layak mendapatkan kehidupan yang jauh lebih baik," tuturnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA