Associated Press melaporkan, 86 dari 147 harimau yang diselamatkan dan tinggal di suaka margasatwa milik pemerintah Thailand dalam tiga tahun terakhir ini telah mati. Kematian harimau-harimau di sana diidentifikasi karena penyakit.
"Harimau rentan terhadap penyakit karena perkawinan sedarah, yang menyebabkan kelumpuhan laring dan kegagalan pernapasan," ujar Kepala Divisi Manajemen Kesehatan Satwa Liar, Patarapol Maneeorn, Senin (16/9).
Patarapol mengatakan, ketika dianalisis, DNA dari seluruh harimau yang ada ternyata hanya berasal dari 6 ekor saja. Hal ini tentu tak lepas dari perkawinan sedarah yang akan mengakibatkan kecacatan dan kesehatan yang rentan terhadap penyakit. Ketika sistem genetik melemah, harimau-harimau ini akan memiliki masalah kekebalan tubuh.
Kuil Buddha Kanchanaburi telah menjadi suaka margasatwa sejak satu dekade lalu. Para wisatawan dapat memberi makan dan berfoto dengan harimau-harimau yang ada di sana. Sayangnya, ada kecurigaan bahwa harimau-harimau tersebut dieksploitasi.
Sebelumnya polisi menemukan kulit dan gigi harimau yang sudah berubah menjadi 1.500 jimat. Tak hanya itu, ketika melakukan penyelidikan ke kuil, polisi juga menemukan bangkai harimau dalam 60 kotak di dalam lemari pendingin.
Menanggapi hal tersebut, pihak Thailand mengatakan akan melakukan yang terbaik untuk merawat harimau yang tersisa.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: