Dilaporkan oleh
Al Jazeera, Partai Konservatif pengusung Johnson gagal memenangkan dua pertiga suara parlemen untuk mengadakan pemilihan umum bulan depan, Rabu (4/9) malam. Johnson hanya mendapat 298 suara dari minimal 434 suara yang diperlukan.
Meski demikian, Downing Street menegaskan Johnson tidak akan mengundurkan diri untuk memaksakan pemilihan umum. Alih-alih berlapang dada, Johnson justru mencaci pemimpin Partai Buruh yang menjadi oposisi, Jeremy Corbyn di depan parlemen.
"Saya pikir (Corbyn) telah menjadi pemimpin oposisi pertama dalam sejarah Inggris yang menolak undangan menuju pemilihan umum," ketus Johnson, seraya menambahkan spekulasinya bahwa oposisi memiliki keraguan untuk mengalahkan dirinya saat pemilu.
Sebelumnya, Johnson juga terpaksa menelan pil pahit setelah gagal menghalangi percobaan penarikan 'No Deal Brexit' yang diusung oleh partai oposisi. Kegagalan ini karena sebagian besar pendukungnya di Parlemen memilih abstain.
Sementara, saat mengusulkan pemilu pada bulan depan, hanya 56 orang oposisi yang secara aktif menentang upaya Johnson.
"Pada dasarnya, masalah Boris Johnson adalah tidak ada satu orang pun di partai oposisi dan banyak orang di partainya yang mempercayai apa yang dia bicarakan," ujar seorang staf Theresa May, Chris Wilkins.
BERITA TERKAIT: