Sebagaimana dikutip
Kurdistan 24, Kamis (29/8), pada Juli lalu, Turki mulai menerima pengiriman S-400 dari Rusia.
AS merasa terancam karena S-400 mempunyai kemampuan untuk mendeteksi dan akan membahayakan keamanan jangka panjang program F-35.
Menteri Pertahanan AS, Mark Esper menentang keras pembelian tersebut. Dia bahkan meminta kepada Turki untuk memilih.
"Sudah sangat jelas dalam komentar publik dan pribadi saya dengan rekan Turki. Baik itu menyangkut F-35 atau S-400. Ini tidak seperti memarkir di garasi. Itu satu atau yang lain," ujar Esper.
Lebih lanjut, Esper menyayangkan langkah yang diambil oleh sekutu lama AS tersebut karena telah memilih menerima S-400 dan mendorong AS untuk membatalkan program F-35.
"Saya berharap mereka akan kembali pada kita dan hidup sesuai dengan apa yang NATO setujui bertahun-tahun yang lalu," ujar Esper seraya menambahkan tetapi mereka tampaknya bergerak ke arah yang berbeda.
Sehari sebelumnya, Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan melakukan pertemuan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin untuk membahas kondisi Suriah. Namun, di sela-sela pertemuan di sebuah pameran udara MAKS-2019, Erdogan menyatakan ketertarikannya pada Su-57.
Menurut Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavorielu, Turki saat ini memang sedang mencari alternatif baru jika sudah tidak diizinkan untuk membeli F-35.
Salah satu alternatif yang muncul adalah melakukan kerja sama industri pertahanan dengan Rusia untuk bersama-sama mengembangkan Su-57.
BERITA TERKAIT: