Dalam konferensi pers, Rabu (28/8) pagi waktu setempat, Presiden Andres Manuel Lopez Obrador menyebut aksi tersebut sebagai sebuah pukulan baru terhadap upayanya dalam mengekang kekerasan di Meksiko.
Lopez Obrador juga menjelaskan banyaknya korban dalam aksi pembakaran bar tersebut disebabkan pintu darurat yang sengaja ditutup oleh anggota gangster. Sehingga para korban tak bisa keluar dari bar yang terbakar, dilansir
Aljazeera.Beberapa laporan media Meksiko juga menyatakan bahwa orang-orang bersenjata telah melakukan penembakan ke bar sebelum membakarnya dengan bom molotov.
Keterangan Kantor Jaksa Agung negara bagian Veracruz, Rabu (28/8), menyebut ada 10 wanita dan 16 pria tewas dalam kebakaran di bar Caballo Blanco. Sementara 11 orang terluka dan dirawat di rumah sakit terdekat.
Dari penyelidikan awal, terindikasi beberapa tersangka di balik serangan tersebut sempat menjalani penahanan pada tahun ini namun kemudian dibebaskan.
Serangan itu adalah salah satu pembunuhan massal terburuk sejak veteran sayap kiri Lopez Obrador berkuasa Desember lalu. Sebelumnya, pada April 2018 juga terjadi serangan di sebuah bar di Kota Minatitlan yang menewaskan 13 orang.
Lopez Obrador tidak ingin menyalahkan pemerintah sebelumnya dan menunjuk kebijakan masa lalu untuk meletakan dasar bagi kejahatan.
"Ini adalah dampak buruk dari kebijakan ekonomi yang diberlakukan, kebijakan penjarahan," tandasnya.
Laporan: Ahda Sabila