Dilansir dari
Al Jazeera, sehari setelah serangan pesawat tak berawak di kota Qaim, terjadi serangan udara yang mengincar militan Syiah yang didukung Iran, Pasukan Mobilisasi Populer (PMF), Minggu (26/8). Akibatnya, seorang komandan PMF terbunuh.
Serentetan serangan udara yang menargetkan pangkalan militer dan depot senjata tersebut membuat Irak geram. Meski belum diketahui secara pasti, namun pejabat AS menyatakan Israel berada di balik serangan tersebut.
Merespons hal tersebut, Koalisi Fatah justru menyatakan AS yang harus bertanggung jawab penuh atas serangan tersebut, mengingat Israel merupakan sekutu AS. Dalam pandangan Koalisi Fatah, hal dinggap sebagai deklarasi perang terhadap Irak dan rakyatnya. Selain itu, koalisi ini juga menyerukan pasukan AS segera ditarik karenas sudah tidak lagi dibutuhkan di Irak.
Membantah tudingan tersebut, Pentagon kemudian berjanji untuk melakukan kerja sama penyelidikan dengan Irak.
"Kami mendukung kedaulatan Irak dan beruang kali menentang setiap tindakan potensial oleh aktor-aktor eksternal yang menghasut kekerasan di Irak," ujar Jurubicara Pentagon, Jonathan R Hoffman.
BERITA TERKAIT: