Kapal tersebut melanjutkan pelayarannya di Laut Mediterania. Untuk mengamankan pengiriman minyak kapal super tanker tersebut, Iran mengerahkan kapal perusak angkatan laut yang dilengkapi dengan rudal jelajah.
"Republik Islam Iran telah menjual minyak kapal ini dan sekarang pemilik dan pembeli minyak ini yang akan menentukan tujuan kargo," ujar Jurubicara Pemerintah Iran, Ali Rabiei, seperti dikutip
Reuters, Senin (26/8).
Laporan terakhir menyebut lokasi Adrian Darya 1 ada di selatan daratan Yunani, sebelah barat Pulau Kreta.
Pada 4 Juli, Angkatan Laut Inggris menyita Grace 1. Inggris menuduh kapal tanker itu membawa minyak mentah ke Suriah.
Penyitaan kapal terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara AS dan Iran terkait gagalnya perjanjian nuklir.
Sejak dinyatakan bebas oleh Mahkamah Agung pemerintah Gibraltar pada 18 Agustus lalu, Amerika Serikat menyatakan akan mengambil setiap tindakan untuk mencegah kapal itu mengirim minyak ke Suriah.
Berbicara kepada wartawan hari Senin di Teheran, Rabiei menolak menyebutkan nama pembeli minyak yang diprediksi bernilai sekitar 130 juta dolar AS itu. Namun, siapa pun yang membelinya kemungkinan bakal menjadi target sanksi keuangan AS.
"Pembeli minyak memutuskan ke mana tujuannya," kata Rabiei
Tindakan AS tersebut dicurigai bertujuan mencekik ekspor minyak Iran. Presiden AS, Donald Trump, gencar melarang penjualan minyak Iran sejak AS menarik diri dari kesepakatan nuklir.
Sedangkan Iran menegaskan bahwa setiap usaha AS untuk merebut kapal tersebut akan memiliki "konsekuensi berat". Karenanya, untuk mengamankan pengiriman minyak Adrian Darya 1, Iran menyertakan pengamanan ketat.
Menurut
Press TV, media yang dikelola pemerintah Iran, kapal perusak yang akan mengiringi Adrian Darya 1 dilengkapi dengan sistem rudal jelajah jarak jauh.
Kapal perusak itu digambarkan sebagai kapal paling canggih yang akan didampingi kapal logistik dan helikopter.
BERITA TERKAIT: