Diberitakan oleh
Al Jazeera, Mohammad Javad Zarif yang mewakili Iran mendarat di Prancis Minggu (25/8) untuk bertemu dengan Macron. Pertemuan keduanya berlangsung singkat, yakni hanya setengah jam.
Selain Macron, Zarif juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Yves Le Drian dan menghabiskan waktu tiga setengah jam sebelum akhirnya pergi meninggalkan negara Eiffel tersebut.
Meski singkat, namun diplomasi berjalan aktif. Begitu kiranya yang dikatakan oleh Zarif di media sosialnya. Hal serupa juga diungkapkan oleh seorang pejabat di kantor Macron kepada
AFP yang mengatakan bahwa diskusi berjalan "positif".
Pertemuan tiba-tiba dan singkat ini dilandasi oleh keinginan Macron untuk meredakan ketegangan yang dipicu keputusan Presiden AS, Donald Trump yang menarik diri dari kesepakatan nuklir dan memberikan Iran berbagai sanksi.
Saat ini, kesepakatan nuklir hanya diisi oleh beberapa negara seperti Prancis, Jerman, Inggris, China, dan Rusia. Sebagai salah satu negara yang menandatangani kesepakatan nuklir, Macron cukup menyayangkan keputusan Trump. Oleh karenanya, ia mendesak Trump memberikan bantuan pada Iran dengan mencabut sanksi atas penjualan minyak ke China dan India.
Undangan mengejutkan dilakukan sehari setelah Macron bertemu dengan tujuh pemimpin G7 dan dibuat sebagai 'perjanjian dengan AS'. Meski demikian, Trump dikabarkan belum mengetahui pertemuan antara keduanya tersebut.
BERITA TERKAIT: