"Jika kesempatan ini (dialog) dilewatkan, kita mungkin tidak dapat peluang lain. Yang paling penting adalah fakta bahwa dialog dua wilayah Korea ini dan AS telah dimulai dan sudah membuat kemajuan," kata Moon dikutip
Hani Korea, Senin (19/8).
Menurut Moon, dialog bisa berhasil jika semua bekerja sama mempromosikan hal-hal yang kondusif. Pernyataan ini ditujukan terkait dengan respons Korea Utara yang menembakkan dua rudal jarak dekat.
Diketahui, penembakan rudal tersebut dilakukan usai Moon mengatakan bahwa 'ketidakpuasan' yang dirasakan Korut harus diangkat dan dibahas di meja perundingan dalam pidato Hari Pembebasan, 15 Agustus lalu.
Selain itu, Moon juga menegaskan kembali bahwa ekonomi perdamaian merupakan tantangan dan peluang kunci masa depan. Menurut pejabat Gedung Biru, Moon memberikan tekanan pada ekonomi perdamaian karena pengaturan waktu sangat penting saat ini.
"Ini adalah jalan, kita tidak bisa menyerah agar menjadi negara yang damai dan kuat. Hal yang sama berlaku untuk Korea Utara," ujar Moon.
Dialog inter-Korea telah terhenti sejak KTT Hanoi pada Februari lalu. Jika Korut dan AS mengadakan negosiasi tingkat kerja, maka bukan tidak mungkin dialog yang sempat terhenti itu kembali berjalan.
Hal itu tentu membuat proses perdamaian Semenanjung Korea menjadi sangat penting.
"Presiden tampaknya telah menekankan tanggung jawab besar yang dia rasakan untuk mewujudkannya," tambah pejabat Gedung Biru tersebut.
BERITA TERKAIT: