Unjuk rasa yang dilakukan dengan damai di jantung bisnis Hong Kong merupakan unjuk rasa pertama yang dilakukan oleh pegawai pemerintahan di Hong Kong. Beberapa pengunjuk rasa menggunakan topeng hitam untuk menyembunyikan identias mereka.
"Saya pikir pemerintah harus menanggappi tuntutan yang ada, alih-alih mendorong polisi ke garis depan," ujar Kathy Yip salah satu pendomo dari kalangan pegawai.
Sebelumnya polisi Hong Kong mengatakan bahwa mereka telah menangkap delapan orang, termasuk pemimpin pro-demokrasi serta menyita senjata dan bahan-bahan yang diduga digunakan untuk membuat bom.
Diketahui, unjuk rasa di Hong Kong akhir-akhir ini merupakan sebuah tuntutan terhadap RUU ekstradisi yang saat ini tengah ditangguhkan oleh pemerintah. Warga Hong Kong merasa RUU ini merupakan sebuah langkah yang dilakukan oleh China untuk 'mengontrol' Hong Kong, bahkan beberapa warga menganggap hal ini merupakan sebuah bentuk penindasan ekstrem.
Unjuk rasa ini kemudian meluas, yaitu menuntut hak demokrasi dan pengunduran diri Pemimpin Hong Kong Carrie Lam.
"Saat ini penduduk Hong Kong sedang berada di ambang kehancuran," ujar sekelompok pegawai Hong Kong dalam surat terbuka yang ditujukan pada Lam seperti yang dilansir oleh
Channel News Asia.
Dalam surat terbuka tersebut, mereka menuntut lima hal pada Lam. Yaitu: menarik RUU ekstradisi; berhenti mendeskripsikan 'unjuk rasa' sebagai 'kerusuhan'; mengembalikan pengunjuk rasa yang ditahan oleh pemerintah; melakukan penyelidikan independen; dan melakukan reformasi politik.
Rencananya, gelombang unjuk rasa di Hong Kong akan dilakukan pada akhir pekan ini bersamaan dengan pemogokan masa pada hari Senin di berbagai sektor transportasi, sekolah dan perusahaan.
BERITA TERKAIT: