Mengakui Oposisi Venezuela Sama Dengan Mengakui Hillary Clinton Sebagai Presiden AS

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Sabtu, 23 Februari 2019, 11:35 WIB
Mengakui Oposisi Venezuela Sama Dengan Mengakui Hillary Clinton Sebagai Presiden AS
Venezuela/Net
rmol news logo Media berbahasa Inggris selama ini salah mengartikan penyebab krisis yang terjadi di Venezuela.
 
Hal itu diungkapkan oleh dosen kajian Amerika Latin Universitas La Trobe, Ralph Newmark pada pertemuan yang dihadiri 80 orang pekan ini.
 
Pertemuan itu diselenggarakan oleh Kampanye Solidaritas Venezuela yang baru dibentuk.
 
Newmark mengatakan krisis di Venezuela disebabkan oleh tekanan eksternal dari Amerika Serikat dan secara internal oleh kelas menengah dan atas Venezuela yang menentang langkah-langkah pemerintah yang berpihak pada rakyat miskin.
 
Newmark menambahkan, pengakuan pemerintah Amerika Serikat dan Australia terhadap presiden Majelis Nasional Juan Guaido sebagai presiden sementara yang tidak terpilih di negara itu akan ibarat Australia yang mengakui Hillary Clinton sebagai presiden Amerika Serikat.
 
Padahal, Maduro menerima lebih dari dua kali lebih banyak suara daripada kandidat oposisi dalam pemilihan presiden 2018 lalu.
 
Kuasa Venezuela di Australia Daniel Gasparri mengatakan bahwa memang ada kekurangan di Venezuela, tetapi orang-orang tidak sampai mati kelaparan.
 
Bahkan di sisi lain dia menguraikan beberapa pencapaian revolusi yang terjadi di Venezuela, termasuk menyediakan perumahan untuk tiga juta keluarga.
 
Koefisien GINI atau ukuran ketimpangan untuk Venezuela juga adalah yang terendah di benua itu, yang berarti bahwa negara itu lebih setara daripada yang lain.
 
Dimuat Greenleft.org.au, Gasparri mengatakan bahwa Amerika Serikat telah mencuri aset-aset Venezuela, seperti anak perusahaan Amerika Serikat dari perusahaan minyak milik negara Venezuela.
 
Dia mengatakan sanksi Amerika Serkat telah membuat hidup lebih sulit bagi Venezuela, dan bahkan mempengaruhi kedutaan karena mereka tidak dapat membayar staf selama beberapa bulan karena dana diblokir. [mel]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA