Jepang Segera Akui Ainu Sebagai Masyarakat Pribumi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Jumat, 15 Februari 2019, 18:48 WIB
Jepang Segera Akui Ainu Sebagai Masyarakat Pribumi
Masyarakat Ainu/Net
rmol news logo Setelah puluhan tahun mengalami diskriminasi, pemerintah Jepang akhirnya memperkenalkan undang-undang untuk mengakui etnis minoritas Ainu di negara itu sebagai orang "asli" untuk pertama kalinya.
 
Langkah ini disambut hangat oleh para aktivis yang menganggapnya sebagai langkah pertama untuk mencapai kesetaraan.
 
Orang-orang Ainu, yang secara tradisional merupakan masyarakat pemburu-pengumpul di pulau utara Hokkaido, telah lama menderita akibat kebijakan asimilasi paksa yang mengancam dan akan memusnahkan budaya mereka.
 
Meskipun diskriminasi telah surut secara bertahap, namun kesenjangan pendapatan dan pendidikan antara mereka dan warga Jepang lainnya masih tetap ada.
 
"Penting untuk melindungi kehormatan dan martabat orang-orang Ainu dan menyerahkan mereka kepada generasi berikutnya untuk mewujudkan masyarakat yang dinamis dengan nilai-nilai yang beragam," kata juru bicara pemerintah Yoshihide Suga pade Jumat (15/2).
 
"Hari ini, kami membuat keputusan kabinet tentang undang-undang untuk melanjutkan dengan kebijakan untuk menjaga kebanggaan rakyat Ainu," tambahnya, seperti dimuat Al Jazeera.
 
RUU ini adalah yang pertama untuk mengakui Ainu sebagai "masyarakat adat" dan menyerukan pemerintah untuk membuat kebijakan berwawasan ke depan, termasuk langkah-langkah untuk mendukung masyarakat dan meningkatkan ekonomi dan pariwisata lokal setelah sejarah panjang eksploitasi dan penindasan budaya.
 
Untuk diketahui, pada akhir abad ke-19, pemerintah Jepang modern mencaplok tanah dari orang-orang Ainu dan melarang mereka mempraktikkan adat mereka dan menggunakan bahasa mereka.
 
Di bawah rencana baru, pemerintah juga akan mengizinkan Ainu menebang pohon di hutan milik nasional untuk digunakan dalam ritual tradisional.
 
Ainu secara tradisional mengamati kepercayaan animisme, para pria memiliki jenggot lebat dan wanita menghiasi diri mereka dengan tato wajah sebelum menikah. Mereka hidup terutama dengan berburu, memancing, dan bertani.
 
Tapi, seperti banyak orang pribumi di seluruh dunia, sebagian besar Ainu Jepang telah kehilangan kontak dengan gaya hidup tradisional mereka setelah puluhan tahun kebijakan asimilasi paksa.
 
Populasi Ainu diperkirakan setidaknya 12.300, menurut survei 2017. Tetapi angka sebenarnya tidak diketahui karena banyak yang telah terintegrasi ke dalam masyarakat dan beberapa telah menyembunyikan akar budaya mereka.
 
Perkiraan resmi populasi Ainu di awal tahun 2000an adalah sekitar 25.000. [mel]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA