Kesepakatan itu ditandatangi Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Wiranto dan Sekretaris Dewan Keamanan Federasi Rusia, Nikolay Patrushev dalam sebuah Forum Konsultasi Bilateral (FKB) di Moskow, Rusia, Rabu (13/2) lalu.
Dengan adanya kesepakatan ini memungkinkan kedua negara ke depan bisa saling menukar informasi data teroris, dan sumber jalur keuangan bagi pendanaan terorisme.
Tak hanya itu, kedua negara berkomitmen untuk memperluas kerja sama di bidang monitoring system atas lalu lintas keuangan perdagangan narkoba yang diduga menjadi sumber pendanaan kegiatan terorisme.
Dalam kesempatan itu, Menko Wiranto menegaskan komitmen Indonesia untuk terus menjalin kerjasama bidang alutsista melalui alih teknologi.
"Saya akan meminta instansi terkait di Indonesia untuk mempelajari teknologi yang dikembangkan Rusia khususnya yang terkait dengan manajemen bencana dan mampu memprediksi kemungkinan timbulnya bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami dan membangun kerjasama dengan mitranya di Rusia," ujar Wiranto usai pertemuannya dengan pejabat Roscosmos, melalui keterangan tertulis yang diterima, Jumat (15/2).
Rusia dalam pertemuan itu mendukung konsep Indo-Pacific yang diajukan Indonesia yang dinilai lebih realistis serta mengakui peran sentral ASEAN.
Namun begitu, Rusia juga mengharapkan dukungan Indonesia dapat mendorong terwujudnya kerjasama yang lebih konkrit antara ASEAN dengan Shanghai Cooperation Organization (SCO).
[wid]
BERITA TERKAIT: