Pasalnya, menurut ketua KPU Kongo atau yang dikenal dengan nama CENI di negara tersebut, Corneille Nangaa, molornya pengumuman diaebabkan oleh lambatnya surat suara yang masuk.
Dia mengatakan bahwa CENI hanya menerima 47 persen lembar penghitungan suara pada akhir pekan ini. Dia belum bisa memastikan kapan hasil bisa dirilis.
Penundaan itu merupakan kemunduran terbaru dalam pemilu di Kongo. Padahal, pemilu 30 Desember lalu diharapkan dapat menandai transisi demokratis pertama kekuasaan sejak kemerdekaan Kongo dari Belgia pada tahun 1960.
Namun ketegangan meningkat setelah pengamat melaporkan serangkaian ketidakberesan yang menurut oposisi adalah bagian dari upaya partai yang berkuasa untuk mencuri pemilu.
Pihak oposisi, yang diwakili oleh dua kandidat utamanya Martin Fayulu dan Felix Tshisekedi, mengatakan kandidat mereka telah menang.
Mengamati situasi tersebut, seperti dimuat
ReutersPBB khawatir bahwa penundaan pengumuman akan memicu kekerasan yang terlihat setelah pemilihan 2006 dan 2011. Untuk itu, Dewan Keamanan PBB bertemu pada hari Jumat (5/1) untuk membahas bagaimana bereaksi atas situasi itu. Namun diduga belum ada capaian internal yang diperoleh.
[mel]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: