Dia menuduh hakim membuat negara itu tidak aman karena memperburuk perselisihan antara migran di perbatasan Amerika Serikat-Meksiko.
Pada Kamis (22/11), Trump melanjutkan komentar serangan yang dimulai pada hari Rabu (21/11) setelah Hakim Agung John Roberts membela kemerdekaan hakim federal.
Trump mengancam akan menutup perbatasan dengan Meksiko jika situasi di perbatasan di luar kendali.
Dalam masalah lain yang telah memicu alarm kedaulatan hukum, Trump juga membela keputusannya untuk menerima penolakan Arab Saudi bahwa Putra Mahkota Mohammed bin Salman memerintahkan pembunuhan wartawan Saudi Jamal Khashoggi.
"Kami memiliki sekutu yang sangat kuat di Arab Saudi. Kami memiliki sekutu yang mengatakan mereka tidak berkomitmen di tingkat atas putra mahkota, raja, mereka tidak melakukan kekejaman ini," kata Trump seperti dimuat
Channel News Asia.
Untuk diketahui, perselisihan antara Trump dan pengadilan, dimulai ketika Trump mengeluarkan proklamasi pada awal minggu yang memerintahkan agar hanya orang yang memasuki Amerika Serikat diperbatasan yang ditunjuk dan diizinkan untuk mengajukan suaka. Aturan itu secara otomatis akan menolak siapa pun yang tertangkap berusaha menyeberang ke tempat lain.
Namun hakim federal di San Francisco, Jon Tigar, memblokir tindakan itu untuk sementara. Langkah itu meningkatkan kemarahan Trump dan dia mencela hakim tersebut dengan sebutan "Hakim Obama".
Komentar Trump memicu teguran pada hari Rabu (21/11) dari Hakim Agung John Roberts, kepala pengadilan konservatif pengadilan tinggi Amerika Serikat.
"Kami tidak memiliki hakim-hakim atau hakim-hakim Trump, hakim-hakim Bush atau hakim-hakim Clinton," kata Roberts dalam sebuah pernyataan kepada Associated Press pada hari Rabu.
"Apa yang kami miliki adalah sekelompok hakim yang luar biasa yang melakukan tingkat terbaik mereka untuk melakukan hak yang sama dengan yang muncul di hadapan mereka," sambungnya seperti dimuat
Channel News Asia.
[mel]
BERITA TERKAIT: