Gulen merupakan sosok yang dituduh oleh Ankara telah mengatur upaya kudeta yang gagal lebih dari dua tahun lalu.
"Tidak, itu tidak sedang dipertimbangkan," kata Trump pada hari Sabtu, ketika ditanya soal apakah ada rencana mengekstradisi Gulen.
Komentarnya itu muncul beberapa hari setelah
NBC News melaporkan bahwa pemerintahan Trump telah melihat kemungkinan mengekstradisi Gulen ke Turki dalam upaya untuk meredakan tekanan Ankara terhadap Arab Saudi, yang telah meningkat menyusul pembunuhan wartawan senior Jamal Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul bulan lalu.
Menurut laporan NBC, pejabat Trump meminta penegak hukum untuk melihat status residensi Gulen di Amerika Serikat dan kemungkinan membuka kembali permintaan Turki untuk ekstradisi.
Arab Saudi adalah sekutu penting AS, dan NBC mengatakan, Trump dapat menggunakan Gulen sebagai "alat" tawar-menawar dalam upaya untuk meredakan sebagian tekanan Turki terhadap Arab Saudi.
Pemerintah Turki sendiri, seiring dengan dugaan atas kudeta yang gagal pada 15 Juli 2016, yang menewaskan sekitar 300 orang, juga menuduh kelompok Gulen berada di belakang kampanye jangka panjang untuk menggulingkan negara melalui infiltrasi institusi Turki, khususnya militer, polisi dan pengadilan.
Gulen yang merupakan lawan dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan saat ini tinggal di pengasingan di negara bagian Pennsylvania, Amerika Serikat, membantah semua tuduhan itu.
[jto]