Pengumuman itu dibuat setelah Salih bertemu dengan Presiden Iran Hassan Rouhani di Teheran pada Jumat (16/11) lalu.
Dalam konferensi pers yang digelar bersama di ibukota Iran, Salih menyatakan bahwa hubungan kedua negara tetangga adalah prinsip tetap dan berakar pada sejarah, imam yang sama.
"Kami peduli tentang hubungan kami dengan Iran," kata Salih seperti dimuat
Al Jazeera.
Salih tidak memberikan rincian lengkap tentang zona perdagangan bebas yang dimaksud.
Namun Rouhani saat berbicara di televisi negara, menginginkan perdagangan bilateral dua negara bisa ditingkatkan dari 12 miliar dolar AS saat ini menjadi 20 miliar dolar AS di tahun mendatang.
Rouhani juga mengatakan, dalam pertemuan dengan Salih, juga dibahas pertukaran listrik, gas, serta kerja sama pada produk minyak dan eksplorasi minyak.
Menurut laporan, kedua pemimpin juga telah membahas membangun rel kereta api sepanjang 35 km yang menghubungkan kedua negara.
Kunjungan dua hari Salih di Iran terjadi kurang dari dua pekan setelah Amerika Serikat memberlakukan kembali sanksi minyak yang telah dicabut di bawah kesepakatan nuklir 2015.
Irak telah memperoleh pengecualian dari Amerika Serikat untuk terus membeli kebutuhan energinya dari Iran.
[wid]
BERITA TERKAIT: