Akhir pekan kemarin, media pemerintah Saudi mengatakan bahwa Raja Salman telah memecat Qahtani dan empat pejabat lainnya atas pembunuhan yang dilakukan oleh 15 orang itu.
Namun kedekatan Qahtani dengan MbS selama setidaknya tiga tahun terakhir, mau tidak mau, memicu munculnya pertanyaan mengenai siapa dalang pembunuhan. Hal itu juga memicu pertanyaan soal apakah ada dan sejauh mana keterlibatan MbS datas kasus tersebut.
"Episode ini tidak akan menggulingkan MbS, tetapi telah mencapai citranya yang akan membutuhkan waktu lama untuk diperbaiki jika hal itu pernah terjadi. Raja melindungi dia," kata salah seorang sumber yang memiliki hubungan dengan istana, seperi dimuat
Reuters awal pekan ini.
Qahtani sendiri pernah berkata bahwa dia tidak akan pernah melakukan apapun tanpa persetujuan atasannya, yang tidak lain adalah MbS dan Raja Salman.
"Apakah kamu pikir saya membuat keputusan tanpa bimbingan? Saya seorang karyawan dan seorang pelaksana setia dari perintah tuanku raja dan tuanku putra mahkota yang setia," begitu pernah ditulis Qahtani di akun Twitternya musim panas lalu.
Qahtani sendiri, seperti dimuat
Reuters, dipercaya sebagai orang yang mengelola media sosial untuk putra mahkota Saudi. Dia juga mendalangi penangkapan ratusan elit di negaranya. Dia menahan seorang perdana menteri Libanon. Dan, menurut dua sumber intelijen, dia menjalankan pembunuhan brutal jurnalis Jamal Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul dengan memberi perintah melalui Skype.
Qahtani sendiri tidak memberikan pernyataan atau komentar mengenai situasi yang seedang terjadi saat ini. Biografinya di Twitter berubah dalam beberapa hari terakhir dari semula penasehat kerajaan menjadi ketua Federasi Saudi untuk Cybersecurity, Programming, dan Drones. Ini adalah jabatan yang pernah dia pegang sebelumnya.
Sementara itu sumber
Reuters lainnya akhir pekan kemarin mengatakan bahwa MbS tidak mengetahui soal operasi yang menyebabkan kematian Khashoggi dan tidak memerintahkan penculikan atau pembunuhan siapa pun.
[mel]