Tiga Hal Penting Untuk Berantas Tuberkulosis Versi JK

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Kamis, 27 September 2018, 10:33 WIB
Tiga Hal Penting Untuk Berantas Tuberkulosis Versi JK
Jusuf Kalla/Net
rmol news logo Tuberkulosis merupakan penyakit yang dapat dicegah dan diobati. Namun, pertempuran melawan inveksi penyakit ini masih jauh dari kata selesai.

"Lebih dari lima ribu orang meninggal akibat tuberkulosis setiap hari. Penyakit ini memperkuat siklus kesehatan dan kemiskinan yang buruk," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam pertemuan tingkat tinggi di Majelis Umum PBB Terkait Tuberkulosis (Rabu, 26/9).

Dia menambahkan bahwa saat ini, warga dunia tengah menghadapi masalah pemberantasan tuberkulosis terbaru, yakni munculnya tuberkulosis yang resistan terhadap banyak obat.

Dalam kesempatan tersebut, seperti keterangan yang diterima redaksi, ada tiga poin yang ditekankan oleh JK dalam kesempatan itu.

"Pertama, setiap negara harus menerapkan secara konkrit strategi nasionalnya masing-masing untuk mengakhiri tuberkulosis," kata JK.

Dia mencontohkan apa yang dilakukan di Indonesia di mana pemerintah Indonesia telah menyediakan akses yang lebih besar untuk layanan kesehatan yang berkualitas dan pengendalian risiko tuberkulosis. JK menekankan bahwa pihaknya meningkatkan kerja sama dengan pemangku kepentingan yang relevan dan promosi kemandirian masyarakat.

"Target kami adalah untuk menghilangkan TB pada 2035 dan mencapai 'Indonesia Bebas dari tuberkulosis pada tahun 2050," sambungnya.

Poin kedua yang ditekankan JK adalah harus adanya upaya yang lebih terpadu untuk memperkuat kapasitas untuk deteksi dini kasus tuberkulosis, khususnya, kasus baru yang melibatkan galur yang resisten terhadap obat-obatan.

'Di sini, peran keluarga dan masyarakat adalah penting dalam mengidentifikasi kasus-kasus baru," jelasnya.

Poin ketiga adalah harus adanya akses yang lebih besar dan setara dengan layanan kesehatan berkualitas untuk masyarakat umum.

"Dalam kasus Indonesia, skema Asuransi Kesehatan Nasional sekarang dilanggan oleh lebih dari 200 juta orang, atau lebih dari 70 persen populasi negara tersebut," jelasnya.

"Kami terus menyelesaikan kendala sosial-ekonomi di antara orang miskin sebagai yang paling rentan terhadap penyakit menular," demikian JK. [mel]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA