"Dolar AS telah dihapus dari daftar mata uang yang digunakan oleh Iran dan Irak dalam transaksi perdagangan mereka dan mereka menggunakan Dinar Iran, euro dan Dinar Irak untuk transaksi keuangan," kata kepala Kamar Dagang Iran-Irak Yahya Ale-Eshagh akhir pekan kemarin.
Dengan disingkirkannya dolar AS dalam perdagangan bilateral, perdagngan dilakukan oleh mata uang lain seperti dinar irak, dinar Iran dan juga Euro. Tapi selain itu juga digunakan sistem barter langsung.
Namun demikian dalam sistem perbankan masih perlu perbaikan, karena hanya sebagian kecil perdagangan antara kedua negara yang benar-benar melewati bank.
"Menyelesaikan masalah sistem perbankan harus menjadi prioritas bagi Iran dan Irak, karena kedua negara memiliki setidaknya 8 miliar dolar AS dalam transaksi di saat-saat terburuk," kata Ale-Eshagh seperti dimuat
Russia Today.
Diketahui bahwa bahwa Irak adalah negara kedua setelah China dalam hal volume perdagangan dengan Iran. Ekspor Iran ke China hampir secara eksklusif produk petrokimia. Sedangkan Irak kerap membeli berbagai macam barang dari Iran.
Langkah ini salah satunya juga dipengaruhi oleh sanksi sepihak yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat. Washington diketahui menarik diri dari perjanjian nuklir penting pada bulan Mei kemarin dan kembali memberlakukan pembatasan terhadap Iran.
[mel]
BERITA TERKAIT: