Akibat perseteruan antar kelompok bersenjata tersebut, tidak kurang dari 39 orang, termasuk warga sipil meninggal dunia dan ratusan lainnya luka-luka.
"Karena bahaya situasi saat ini dan demi kepentingan publik, dewan kepresidenan mendeklarasikan keadaan darurat untuk melindungi dan mengamankan warga sipil, milik umum dan pribadi serta lembaga-lembaga vital," kata Pemerintah Kesepakatan Nasional (GNA) yang diakui dalam sebuah pernyataan seperti dimuat
Al Jazeera.
Libya diketahui mengalami kekacauan setelah pemberontakan 2011 yang menggulingkan dan membunuh penguasa lama Muammar Gaddafi.
Saat ini, Libya diperintah oleh dua otoritas yang bersaing didukung oleh berbagai kelompok bersenjata yang kuat, yakni GNA yang berbasis di Tripoli dan yang diakui oleh PBB sebagai pemerintah resmi Libya serta Dewan Perwakilan yang berbasis di Tobruk di bagian timur negara itu, yang mendapat dukungan dari Jenderal Khalifah Haftar.
Pertempuran terbaru terjadi pekan lalu ketika kelompok-kelompok bersenjata dari Tripoli bentrok dengan yang lain dari satu kota ke selatan, yang memperebutkan kekuasaan di pemerintahan yang berbasis di barat negara itu.
[mel]
BERITA TERKAIT: