Presiden Sudan Selatan, Salva Kiir dan Machar diketahui telah menandatangani perjanjian gencatan senjata dan pembagian kekuasaan awal bulan ini. Kesepakatan itu bertujuan untuk mengakhiri pertempuran yang pertama kali terjadi pada tahun 2013.
Kesepakatan ini dimaksudkan untuk mengakhiri perang sipil di Sudan Selatan yang merupakan negara termuda di Afrika. Sudan Selatan diketahui merupakan negara yang memilih memerdekakan diri dari Sudan.
Dalam kasus perselisihan politik pemerintah dan oposisi Sudan Selatan, Sudan muncul sebagai mediator untuk menengahi pembicaraan antara Kiir dan berbagai kelompok pemberontak.
Pasalnya, masalah di Sudan Selatan juga mengkhawatirkan bagi Sudan dan negara-negara lain di sekitarnya. Masalah yang terjadi di Sudan Selatan bisa berimbas pada banyaknya warga sipil yang melarikan diri ke negara tetangga. Hal itu tentu akan menyebabkan permasalahan baru.
"Negosiasi intensif dengan Dr. Riek Machar telah menyebabkan Dr. Riek Machar menyetujui untuk memulai perjanjian damai akhir besok lusa, pada hari Kamis, 30 Agustus," kata Menteri Luar Negeri Sudan Al-Dirdiri Mohamed dalam sebuah pernyataan seperti dimuat
Reuters.
[mel]