Mereka setuju bahwa wartawan dan organisasi media di wilayah ini juga harus bergandengan tangan untuk berbagi pengalaman dan praktik terbaik mereka dalam mengatasi apa yang mereka sebut sebagai momok berita palsu yang telah menciptakan kekacauan, perasaan permusuhan dan bahkan kekerasan di banyak masyarakat.
Dalam presentasi mereka di forum, masing-masing perwakilan media menguraikan bagaimana berita palsu dan disinformasi mempengaruhi setiap lapisan masyarakat mereka.
Di Singapura, orang-orang telah ditipu oleh informasi palsu tentang makanan dan kesehatan, dan dalam kasus yang lebih serius banyak yang tertipu oleh penyebaran berita palsu yang sistematis. Di Vietnam dan beberapa negara ASEAN lainnya, kebingungan dan kekacauan disebabkan oleh foto-foto dokter dan kebohongan.
Dan di negara-negara di mana sudah ada kesenjangan politik yang serius atau konflik keagamaan seperti Indonesia dan Kamboja, berita palsu selalu berpotensi memicu konfrontasi dengan konsekuensi serius. Dan lebih sering daripada tidak, berita palsu juga digembar-gemborkan oleh kelompok-kelompok kepentingan untuk menghilangkan ketertarikan mereka. Apa yang terjadi dalam film ini adalah pengingat bahwa pemerintah atau lembaga negara yang bertekad mencetak keuntungan politik juga bisa menjadi sumber berita palsu, sama seperti orang-orang dengan pikiran jahat
Sementara proliferasi berita palsu dapat terus berlanjut di negara-negara ini, ada kesadaran yang lebih tinggi di antara orang-orang, terutama mereka di media, organisasi sipil dan lembaga negara tentang perlunya upaya bersama untuk mendidik masyarakat mereka tentang bahayanya. Banyak yang telah meluncurkan kampanye sadar online dan memperkenalkan pelatihan dan kurikulum sekolah untuk mempromosikan literasi digital.
[mel]
BERITA TERKAIT: