Presiden Mali Ingin Investasi Kapas Dan Tekstil Dari RI

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/'></a>
LAPORAN:
  • Minggu, 01 April 2018, 06:47 WIB
Presiden Mali Ingin Investasi Kapas Dan Tekstil Dari RI
Mansyur Pangeran/KBRI
rmol news logo Peran aktif dan kepemimpinan Indonesia yang kuat di fora internasional mendapat pengakuan tersendiri dari Presiden Mali, Ibrahim Boubacar Keita.

Pengakuan ini telah dibuktikan dengan diberikannya dukungan unilateral dari pemerintah Mali terhadap pencalonan RI sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB untuk periode 2019-2020.

Usai upacara penyerahan surat-surat kepercayaan dari Dubes RI Dakar, Mansyur Pangeran di Istana Kepresidenan Mali pada Selasa (27/3) lalu, Presiden Keita menyampaikan apresiasi dan berterima kasih atas kontribusi aktif Indonesia dalam operasi pemeliharaan perdamaian PBB di Mali (Minusma).

Indonesia yang merupakan salah satu kontributor terbesar pada operasi peace keeping force di dunia, saat ini memiliki 16 anggota TNI yang sedang bertugas di Mali. Sebelumnya, pada kurun waktu 2015-2016, Indonesia juga telah men-deploy sebanyak 146 pasukan pemelihara perdamaian yang tergabung dengan Minusma.

"Semangat Konferensi Asia Afrika di Bandung, telah menginspirasi negara-negara Afrika untuk merdeka terlepas dari belenggu penjajah, termasuk Mali yang merdeka dari Perancis tahun 1960," kata Presiden Keita yang sangat mengagumi model kepemimpinan Presiden Sukarno.

Kepada Dubes Mansyur, Presiden Keita juga menyatakan kekagumannya terhadap Presiden Habibie sebagai seorang ilmuwan yang telah meletakkan Indonesia sebagai negara maju yang sekarang memiliki berbagai produk industri strategis yang sangat diperlukan oleh negara-negara di Afrika, termasuk Mali.

Dalam pertemuan Tete-a-Tete dengan Presiden Keita, Dubes Mansyur menyampaikan salam hangat dan persahatan dari Presiden Joko Widodo serta ucapan terima kasih kepada Presiden Keita atas dukungan secara unilateral pemerintah Mali pada pencalonan Indonesia sebagai Anggota Tidak Tetap Dewan Keamanan PBB. Di samping itu juga dukungan-dukungan dan kerja sama lainnya kedua negara di fora internasional yang telah berjalan baik selama ini.

Dubes Mansyur menegaskan keinginan yang kuat dari Pemri untuk meningkatkan kerja sama bilateral di bidang politik termasuk melalui operasi peace keeping force PBB di Mali.

Sementara itu, di bidang ekonomi Dubes Mansyur menyampaikan perlunya penguatan hubungan perdagangan kedua negara di berbagai bidang utamanya di area industri strategis seperti pesawat produksi PT. DI, kapal buatan PT. PAL, kereta Api buatan PT. INKA, senjata buatan PT. Pindad, pakaian militer buatan  PT. Sritex, dan produk-produk lainnya.

Terinspirasi dari Indonesia, Presiden Keita menginginkan adanya peningkatan kerja sama yang dapat direalisasikan dengan mendatangkan pengusaha-pengusaha Indonesia untuk berinvestasi di Mali, termasuk transfer teknologi di bidang tekstil di mana Indonesia selama ini telah mengimpor kapas dari Mali untuk produk tekstilnya.

Senada dengan Presiden Keita, mengingat Indonesia selama ini mengimpor kapas dalam kapasitas yang cukup besar dari Mali, Dubes Mansyur menanggapi positif peluang kerja sama transfer teknologi pertekstilan mengingat bahan baku pembuatan kapas dari Mali sangat berlimpah.

Sehari sebelumnya, hal senada diutarakan Menteri Luar Negeri Mali, Tieman Hubert Coulibaly, yang berharap agar Dubes RI dapat menjembatani kerja sama kedua negara di bidang pertanian.

Menlu Coulibaly memandang teknologi pertanian Indonesia sudah sangat maju.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan RI, pada tahun 2017, total perdagangan kedua negara mencapai angka 31.980.900 dolar AS dengan surplus di pihak Mali yang didominasi oleh impor non-migas.

Penyerahan surat-surat kepercayaan oleh Dubes Mansyur Pangeran kepada Presiden Mali ini merupakan (negara) yang ke-6 sejak tiba di Dakar, Senegal, pada Maret 2016.

Dubes Mansyur memiliki delapan wilayah kerja di Afrika Barat termasuk Senegal. Selanjutnya, Dubes Mansyur dijadwalkan akan menyerahkan surat-surat kepercayaan yang ke-7 kepada Presiden Republik Guinea-Bissau, Yang Mulia José Mário Vaz di Istana Presiden di Bissau.[wid]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA