Menurut sebuah pernyataan yang dikirim oleh Otoritas AFAD kepada
Al Jazeera awal pekan ini, badan tersebut berencana untuk mendirikan kamp-kamp untuk menampung 170.000 orang di sekitar provinsi Idlib di Suriah, serta wilayah militer Turki dan sekutu yang dikuasai pemberontak di timur.
Kamp-kamp tersebut akan membantu gerakan sipil menuju daerah-daerah ini.
Pasukan Turki dan pejuang Tentara Pembebasan Suriah (FSA) diketahui memulai operasi militer ke Afrin pada akhir Januari untuk menyingkirkan milisi Kurdi yang didukung Amerika Serikat yang dikenal sebagai Unit Perlindungan Rakyat (YPG), di dekat perbatasannya.
Ankara menggambarkan kelompok bersenjata itu sebagai "teroris".
Pejuang FSA, yang didukung oleh pasukan khusus Turki dan senjata berat, merebut pusat Afrin pada akhir pekan kemarin setelah YPG, yang menguasai kota tersebut, ditarik keluar.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, monitor perang yang berbasis di Inggris, mengatakan setidaknya 250.000 warga sipil telah meninggalkan Afrin sejak pekan lalu.
AFAD sendiri mengklaim mulai mengirim bantuan kemanusiaan ke wilayah itu pada 29 Januari lalu.
Sejak itu, Turki telah mendistribusikan lebih dari 30 ton bantuan makanan dan 8.267 botol air, bersama dengan perlengkapan kebersihan, selimut, dan pakaian ke 22 area.
Setelah penangkapan kota Afrin, agensi tersebut mengatakan pihaknya sedang mempersiapkan operasi bantuan lebih lanjut.
[mel]
BERITA TERKAIT: