Begitu penegasan dari Presiden Turki Tayyip Erdogan awal pekan ini.
Setelah merebut kendali Afrin, kota utama di dalam kantong wilayah yang dikuasai Kurdi di barat laut Suriah, Erdogan mengatakan bahwa Turki juga akan menargetkan wilayah yang membentang hampir 400 km sebelah timur ke kota Qamishli di Suriah utara.
"Dengan mengendalikan pusat kota Afrin kemarin, kami telah melewati langkah paling penting dari operasi Cabang Zaitun," kata Erdogan pada pertemuan para hakim dan jaksa di Ankara.
"Setelah ini, kita akan terus berlanjut ke Manbij, Ayn al-Arab, Tel Abyad, Ras al-Ain dan Qamishli sampai koridor ini dilepas sepenuhnya," katanya, merujuk pada serangkaian kota di sepanjang wilayah perbatasan Syria dengan Turki, seperti dimuat
Reuters.
Memperluas kampanye militer Turki ke wilayah yang lebih besar yang dikuasai Kurdi lebih jauh ke timur akan berisiko menghadapi pasukan sekutu NATO, Amerika Serikat, yang dikerahkan bersama pasukan yang didominasi YPG di Suriah utara.
YPG sendiri diketahui telah menjadi sekutu utama Washington melawan kelompok militan ISIS di Suriah, dalam sebuah kemitraan yang telah membuat marah Turki yang melihat kekuatan Kurdi sebagai perpanjangan dari kelompok militan yang melakukan pemberontakan selama beberapa dekade di wilayah tenggaranya sendiri.
[mel]
BERITA TERKAIT: