Indonesia-Australia Rajut Kerja Sama Maritim Lagi

Pastikan Kawasan Indo-Pasifik Aman

Senin, 19 Maret 2018, 10:00 WIB
Indonesia-Australia Rajut Kerja Sama Maritim Lagi
Foto/Net
rmol news logo Indonesia dan Australia sepakat mendorong stabilitas kawasan Indo-Pasifik dalam pertemuan kedua negara pada sela-sela ASEAN-Australia Special Summit 2018 di Sydney akhir pekan ini.

 "Pada pertemuan bilateral tadi, kedua pemimpin menyambut baik dan berharap plan of action' kerja sama maritim segera diim­plementasikan dan berharap agar pembahasan komunikasi dan konsultasi dalam konsep Indo-pasifik tercapai demi stabilitas di Indo-pasifik," jelas Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Sydney, Sabtu (17/3).

Pertemuan bilateral itu sekali­gus menjadi kesimpulan dari per­temuan 2+2 antara menteri luar negeri dan menteri pertahanan kedua negara yang sudah dilang­sungkan pada Jumat (16/3).

"Selain itu ada pembicaraan mengenai Indonesia-Australia Comprehensive Economic Part­nership Agreement (CEPA) yang walau hampir semua selesai, pembicaraan sudah lebih dari 90 persen tapi masih ada bebarapa hal yang harus dibahas kembali dengan Australia. Perundingan antara menteri perdagangan selanjutnya akan dilakukan pada bulan depan," tambah Retno.

Dari laporan Pak Menteri Per­dagangan April nanti, lanjutnya, akan bertemu kembali untuk menyelesaikan sisa yang ada dari pembicaraan tadi, mudah-mudahan akhir tahun ini sudah dapat dicapai kesepakatan.

Dalam pembicaraan tersebut, prinsip yang disepakati adalah harus menguntungkan kedua belah pihak. Prinsip yang harus disetujui, jelas Retno lagi, per­tama adalah kerja sama CEPA harus menguntungkan kedua belah pihak.

Prinsip kedua, dalam CEPA bukan saja 'comercial project,' tapi yang ditekankan 'partner­ship' dan 'cooperation.' "Jadi kalau ada suatu titik negara kurang mendapat keuntungan tapi di titik lain akan menda­pat keuntungan, sehingga kalau ditotal menguntungkan kedua belah pihak," urainya.

Pembahasan ketiga dalam per­temuan bilateral adalah mengenai kerja sama digital Indonesia-Aus­tralia. "Yang ditindaklanjuti untuk peningkatan kerja sama UKM start-up (usaha rintisan) dalam mengembangkan inovasi digital, peningkatan 'digital literacy,' dan 'smart government' untuk men­ingkatkan pelayanan publik dan ekonomi kreatif," ungkap Retno.

Ekonomi digital itu juga men­jadi topik yang dibawa Indonesia ketika mendapat jatah memimpin forum MIKTA yang terdiri atas lima negara. "Ekonomi digital kita jadikan salah satu topik keketuaan Indonesia di Mikta yang terdiri dari Meksiko, Korea, Turki, Indonesia dan Australia dan saat ini Indoensia menjadi ketuanya," sambungnya.

Sementara pada Minggu (18/3) Presiden Joko Widodo menghadiri pertemuan pleno yang membicarakan tiga topik yaitu keterlibatan Australia di ASEAN, kerja sama ekonomi dan penanggulangan terorisme.

Selanjutnya ada juga sesi "ret-reat" yang membahas mengenai kawasan dan isu dunia. Presiden pada sore harinya langsung ter­bang ke Wellington, Selandia Baru untuk melakukan kunjungan kenegaraan. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA