Hampir 3 ribu delegasi di Kongres Rakyat Nasional China pada Minggu (11/3), memberikan suara di Balai Besar Rakyat Beijing untuk mengubah konstitusi negara tersebut. Usulan itu hanya ditentang dua delegasi dan tiga delegasi abstain.
Sebelum pemungutan suara di China tersebut, Presiden Amerika Serikat Donald Trump membuat pernyataan yang menunjukkan seolah dia mendukung penghapusan masa jabatan presiden di China.
"Dia (Xi Jinping) sekarang presiden seumur hidup, saya pikir itu bagus, mungkin kita harus mencobanya suatu hari," kata Trump dalam sebuah demonstrasi politik di Florida, Sabtu malam (10/3) seperti dimuat
BBC.
Namun tak lama, Trump mengaku hanya bercanda dengan pernyataannya itu. Ia merasa komentarnya ditanggapi secara tidak adil oleh beberapa media.
Donald Trump membuat pernyataan yang menunjukkan seolah dia mendukung penghapusan masa jabatan Presiden di China.
Guyonan Trump saat pidato ringan mendapat kritik dari beberapa kalangan.
Perwakilan AS Ro Khanna yang seorang Demokrat, menyebut di Twitter bahwa komentar Trump semacam itu tidak pantas dilontarkan.
"Apakah ini adalah sebuah lelucon atau tidak, berbicara tentang menjadi presiden seumur hidup seperti Xi Jinping adalah sentimen paling tidak diungkapkan oleh seorang presiden Amerika. George Washington akan berguling dalam makam," kata Khanna seperti dikutip Al Jazeera.
Presiden AS berdasarkan tradisi maksimal dua masa jabatan empat tahun sampai Presiden Franklin Roosevelt terpilih dalam sebuah rekor empat kali dimulai pada tahun 1932. Sebuah amandemen terhadap Konstitusi AS yang disetujui pada tahun 1951 membatasi presiden untuk dua jabatan.
[wid]
BERITA TERKAIT: