Kedua sosok berpengaruh di Kenya itu saling menyebut satu sama lain dengan istilah "brother" atau saudara laki-laki saat menghadiri acara bersama yang ditayangkan televisi lokal.
Diketahui bahwa pasca pemilu tahun lalu, Odinga bersumpah bahwa dirinya adalah "presiden rakyat" dan menolak untuk mengakui Kenyatta sebagai kepala negara.
Kenyatta dan Odinga sempat menolak keras seruan untuk melakukan pembicaraan, baik dari Kenya maupun diplomat asing.
Akibat ketegangan politik tersebut, sekitar 150 orang tewas setelah pemilihan, terutama setelah Kenyatta setelah melakukan boikot oposisi.
Kenyatta dilantik untuk masa jabatan kedua November lalu. Dia memenangkan pemilihan yang dijalankan kembali pada bulan Oktober, yang telah diboikot oleh Odinga.
Pemilu pertama diadakan pada bulan Agustus namun pengadilan memerintahkan agar dijalankan kembali, dengan mengatakan bahwa kemenangan Kenyatta disebabkan oleh penyimpangan.
Namun sikap kedua belah pihak mulai berubah ketika pintu dialog mulai dibuka.
Dalam pidato bersama mereka, keduanya berkata bahwa mereka akan mulai melakukan diskusi.
"Kami akan memulai sebuah proses untuk mendiskusikan apa yang membuat kita sakit dan apa yang menciptakan perpecahan di antara kita," kata Uhuru Kenyatta seperti dimuat
BBC.
Odinga menimpali dengan mengatakan bahwa ini adalah waktu untuk menyelesaikan perbedaan kita.
[mel]
BERITA TERKAIT: