Demam berdarah akut yang disebabkan virus tersebut telah menyerang 18 negara bagian sejak kasus pertama dideteksi pada 1 Januari. Tiga negara bagian di Nigeria SelaÂtan --Edo, Ondo dan Ebonyi--telah menjadi wilayah yang paling terpengaruh, dengan laporan 85 persen kasus, kata WHO. Badan dunia terseÂbut mengutip Pusat bagi PeÂmantauan Penyakit Nigeria (NCDC).
WHO juga mengatakan lebÂih dari 2.800 orang yang telah mengadakan kontak dengan pasien telah diidentifikasi dan sedang dipantau, Jumlah kasus yang dikonfirmasi oleh NCDC hingga 25 Februari melebihi jumlah seluruh kasus pada 2017.
NCDC juga mengelola Pusat Operasi Darurat pada tingkat paling tinggi, terutama meÂmusatkan semua sumber daya yang tersedia guna mengendalikan wabah tersebut.
Manusia biasanya terinfeksi virus Lassa dari paparan urine atau kotoran tikus yang terinÂfeksi. Selain langkah umum pencegahan lain seperti menÂcuci tangan secara rutin, WHO juga menyarankan warga agar memelihara kucing.
Demam Lassa menjadi enÂdemik di beberapa negara AfÂrika Barat. Benin, Liberia dan Sierra Leone juga melaporkan kasus serupa dalam satu bulan belakangan.
Wondimagegnehu Alemu, Wakil WHO di Nigeria, mengatakan pendeteksian dini mengenai penularan penyakit itu dan perawatan dini meningkatkan kemungkinan pasien untuk tetap hidup. ***
BERITA TERKAIT: