Lukisan "Mona Lisa Afrika" Terjual Lebih Dari 22 Miliar Rupiah

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Kamis, 01 Maret 2018, 08:48 WIB
Lukisan "Mona Lisa Afrika" Terjual Lebih Dari 22 Miliar Rupiah
Lukisan Adetutu "Tutu" Ademiluyi/The Guardian
rmol news logo Lukisan seorang putri Nigeria yang kerap digambarkan sebagai "Mona Lisa Afrika" terjual di sebuah lelang di London dengan harga 1,2 juta poundsterling atau lebih dari 22 miliar rupiah. Angka itu melebihi perkiraan sebelumnya yakni 300 ribu poundsterling.

Lukisan Adetutu "Tutu" Ademiluyi itu dilukis oleh Ben Enwonwu, seorang seniman Nigeria. Lukisan putri Ife tahun 1974 baru saja muncul di flat London setelah tidak terlihat dalam beberapa dasawarsa.

"Potret Tutu adalah ikon nasional di Nigeria, dan memiliki makna budaya yang sangat besar," kata Giles Peppiatt, direktur seni modern Afrika rumah lelang Bonham.

Peppiatt menemukan karya tersebut setelah sebuah keluarga di London utara menghubungi dia menyusul penjualan karya seni Nigeria yang baru-baru ini menguntungkan di pelelangan.

Dia mengatakan bahwa keluarga tersebut sangat terkejut ketika mengetahui bahwa lukisan itu adalah mahakarya yang hilang dan sangat berharga.

Novelis pemenang hadiah Booker Ben Okri mengatakan kepada AFP bulan ini bahwa lukisan tersebut telah mengambil status mitos di Nigeria, yang dianggap sebagai Mona Lisa Afrika.
"Telah menjadi lukisan legendaris selama 40 tahun. Semua orang terus berbicara tentang Tutu, mengatakan: di mana Tutu?" ujarnya.

"Dia tidak hanya melukis gadis itu, dia juga melukis seluruh tradisi. Ini adalah simbol harapan dan regenerasi ke Nigeria, ini adalah simbol dari burung phoenix yang terbit," sambungnya.

Sang pelukis, Enwonwu, meninggal pada tahun 1994. Dia dianggap sebagai bapak modernisme Nigeria.

Semasa hidupnya, dia membuat tiga lukisan Tutu yang saat ini keberadaanya masih misterius. Karya-karyanya menjadi simbol perdamaian setelah bentrokan kelompok etnis dalam konflik Nigeria-Biafran pada akhir 1960an. [mel]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA