Langkah tersebut menargetkan lebih dari 50 kapal dan perusahaan transportasi maritim, bukan hanya di Korea Utara, tapi juga China dan Taiwan.
Berbicara di sebuah konferensi baru pada hari Jumat (23/3), Trump memperingatkan konsekuensi serius jika putaran sanksi terakhir tidak menghasilkan hasil.
"Jika sanksi tidak berhasil, kita harus ke fase kedua dan fase kedua mungkin sangat kasar, mungkin sangat, sangat disayangkan bagi dunia," katanya seperti dimuat
BBC.
Dia tidak menjelaskan lebih lanjuy soal apa fase kedua yang akan terjadi.
Amerika Serikat mengatakan, sanksi baru tersebut dirancang untuk semakin memeras Korea Utara, memotong sumber pendapatan dan bahan bakar untuk program nuklirnya dan mengurangi penghindaran pembatasan yang sudah ada.
Departemen Treasury Amerika Serikat mencantumkan satu individu dan 27 perusahaan. Sebanyak 16 perusahaan di antaranya terutama perusahaan pelayaran, berbasis di Korea Utara, namun lima didaftarkan di Hong Kong, dua di daratan China, dua di Taiwan, satu di Panama dan satu lagi di Singapura.
Selain itu, 28 delapan kapal masuk dalam daftar, lagi-lagi sebagian besar Korea Utara, tapi dua di antaranya berbendera Panama, satu dari Komoro dan satu bendera Tanzania.
"Ini benar-benar negara nakal, jika kita bisa membuat kesepakatan, itu akan menjadi hal yang hebat dan jika tidak, sesuatu harus terjadi," tambah Trump.
[mel]
BERITA TERKAIT: