Martin yang berusia 75 tahun ditemukan di rumahnya di Nairobi dengan luka tusukan di lehernya.
Dimuat
BBC, dia merupakan mantan utusan khusus PBB untuk konservasi badak dikenal karena pekerjaannya yang menyamar yang menyelidiki pasar gelap.
Martin yang merupakan warga negara Amerika Serikat diketahui baru saja kembali dari lawatan ke Myanmar. Dia sedang dalam proses menulis temuannya saat dia meninggal.
Istrinya menemukannya di rumah mereka. Polisi sedang menyelidiki kasus tersebut. Dugaan sementara dia dibunuh dalam perampokan yang gagal.
Martin telah menghabiskan puluhan tahun mempertaruhkan hidupnya untuk secara diam-diam memotret dan mendokumentasikan penjualan ilegal gading dan badak dan bepergian ke China, Vietnam, dan Laos untuk berpura-pura sebagai pembeli dan menetapkan rincian harga pasar gelap.
Dia pertama kali pergi ke Kenya dari Amerika Serikat pada tahun 1970an ketika terjadi lonjakan jumlah gajah yang terbunuh karena gading mereka.
Kerja Martin di pasar satwa liar ilegal membantu menekan China untuk melarang perdagangan tanduk badak pada 1990-an dan kemudian, penjualan gading dalam negeri. Larangan terakhir mulai berlaku tahun ini.
Laporan terakhirnya diterbitkan oleh kelompok konservasi Save The Elephants tahun lalu. Temuan tersebut mengatakan bahwa telah terjadi perlambatan dalam perdagangan gading di China.
Sesama para konservasionis telah memberikan penghormatan kepadanya di media sosial.
[mel]
BERITA TERKAIT: