"Perilaku Rusia telah menciptakan lingkungan keamanan yang tidak dapat diprediksi dan tidak stabil di wilayah Laut Baltik," kata Perdana Menteri Denmark Lars Lokke Rasmussen awal pekan ini.
Denmark diketahui pekan lalu mengerahkan 200 tentara ke sebuah misi NATO yang dipimpin Inggris di Estonia yang bertujuan untuk mencegah Rusia menyerang anggota Baltik NATO.
"Ketika saya menerima (Vladimir) Putin di Kopenhagen selama masa jabatan pertama saya sebagai perdana menteri pada tahun 2010, semua orang berpikir bahwa ini akan menjadi awal dari sebuah kerjasama baru dan jauh lebih baik dan lebih bersahabat antara Eropa dan Rusia. Dan itu bisa mengurangi pengeluaran militer kita," katanya.
"Tapi mengingat agresi Rusia dan apa yang terjadi di Krimea, saya pikir kita harus bersikap realistis mengenai berbagai hal dan menginvestasikan lebih banyak lagi untuk keamanan kita," tambahnya.
Pada tahun 2016, Rusia memindahkan rudal Iskander-M yang memiliki kekuatan nuklir ke daerah kantong Kaliningrad di Laut Baltik dan menggunakan sistem pertahanan rudal S-400 di sana.
Pada bulan April tahun lalu, Denmark mengatakan bahwa Rusia telah merusak jaringan komputer pertahanannya dan mendapatkan akses ke email karyawan pada tahun 2015 dan 2016.
Untuk bisa merealisasikan peningkatan anggaran, pemerintah minoritas kanan pusat Denmark perlu membujuk parlemen untuk mendukung kenaikan anggaran pertahanan 20 persen yang diusulkan selama periode lima tahun.
"Kami ingin melihat diri kita sebagai anggota inti NATO. Dan agar berperilaku seperti anggota semacam itu, kita perlu meningkatkan pengeluaran kita," tegasnya.
[mel]
BERITA TERKAIT: