Ia diduga terkait dengan skema korupsi senilai 4,8 miliar dolar AS yang berbasis di Wina, Austria.
Jaksa Tarek Saab mengatakan Ramirez dan setidaknya empat eksekutif minyak lainnya dari negara Amerika Selatan OPEC menjual minyak mentah di bawah harga pasar dengan imbalan sogokan.
Pihak berwenang Venezuela telah memperingatkan awal bulan ini bahwa mereka berencana untuk meluncurkan penyelidikan kriminal terhadap mantan tanjung minyak tersebut, dalam sebuah peningkatan pembersihan korupsi yang mengakibatkan penangkapan puluhan eksekutif minyak senior.
"(Ramirez) muncul sebagai penulis intelektual utama tentang apa yang terjadi," kata Saab, yang mengundang Ramirez ke Venezuela untuk membela diri.
Venezuela memerintahkan pemecatan Ramirez dari jabatannya sebagai perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York bulan lalu.
Ramirez, yang memimpin PDVSA selama satu dekade, mengatakan kepada Reuters bahwa tuduhan tersebut adalah kebohongan yang terang-terangan.
"Apa yang jaksa mengatakan tidak hanya palsu tapi menunjukkan ketidaktahuan yang dalam," kata Ramirez.
Dia menambahkan bahwa kantor PDVSA di Wina tidak bertanggung jawab untuk menjual minyak tapi lebih memantau harga ekspor minyak mentah Venezuela.
"Ini adalah kebohongan yang terang-terangan, dimaksudkan untuk menganiaya bukan hanya saya tapi tim saya," sambungnya.
Dalam pengumumannya pada hari Jumat, Saab juga melaporkan penangkapan Nelida Izarra, mantan bos di sebuah anak perusahaan berbasis di Wina dari PDVSA, karena diduga terkait dengan pembelian dan penjualan minyak mentah yang tidak teratur.
Saab juga mengatakan bahwa dia telah memerintahkan penangkapan dua pejabat PDVA lainnya yang bekerja di Austria yakni Bernard Mommer dan Irama Quiroz, serta pengacara Mariana Zerpa.
[mel]
BERITA TERKAIT: