Memorandum tersebut juga menyebut bahwa manuver Amerika Serikat terhadap Korea Utara bertujuan untuk melemahkan politik dan meruntuhkan sistem di korea Utara.
Bagi Korea Utara, hal ini mengungkapkan niat Amerika Serikat untuk melakukan serangan preemptive terhadap Korea Utara dan mengintensifkan ancaman militer.
Terlebih lagi, menurut Korean Committee for Solidarity with the World People dalam keterangannya, pergerakan Amerika Serikat yang melakukan lebih dari 40 latihan militer di kawasan Semenanjung dan memobilisasi lebih dari 500 ribu pasukan untuk terlibat dalam latihan tersebut.
Komite juga mengecam Amerika Serikat yang menggunakan sanksi ekonomi sebagai alat utama untuk menerapkan kebijakan bermusuhan dengan Korea Utara.
"Semua fakta di atas jelas membuktikan kebenaran bahwa akar penyebab ketegangan meningkat di semenanjung Korea terletak pada kebijakan bermusuhan AS dan ancaman nuklir terhadap DPRK, bukan nuklir dan rudal tes," sambung keterangan tersebut.
Karena itulah, Korea Utara tetap memilih jalan untuk mebangun senjata nuklir sebagai ukuran pertahanan diri untuk melindungi negara dan sistem dari ancaman nuklir Amerika Serikat.
[mel]
BERITA TERKAIT: