Rudal Korut Jatuh Di Perairan Jepang, Abe Sebut Ancaman Besar

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/aldi-gultom-1'>ALDI GULTOM</a>
LAPORAN: ALDI GULTOM
  • Kamis, 04 Agustus 2016, 04:07 WIB
Rudal Korut Jatuh Di Perairan Jepang, Abe Sebut Ancaman Besar
Ilustrasi/net
rmol news logo Korea Utara dilaporkan kembali meluncurkan rudal balistiknya, pada Rabu (3/8). Namun, kali ini rudal mendarat di perairan Jepang untuk pertama kalinya.

Seorang pejabat pertahanan Jepang, dikutip dari reuters, menyebutkan, bagian utama dari rudal mendarat di zona eksklusif ekonomi Jepang.  

Tentu saja insiden ini meningkat ketegangan di kawasan yang sebelumnya sudah memanas setelah Korut melakukan serangkaian uji coba rudal sejak awal tahun ini dan disusul kebijakan Amerika Serikat menempatkan sistem anti-rudal canggih di Korea Selatan.

Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, menyebut peluncuran rudal itu sebagai "ancaman besar" terhadap Jepang sekaligus menyatakan "protes keras". Jepang menyatakan militernya akan tetap waspada untuk mengantisipasi peluncuran selanjutnya.

Sementara itu, United States Strategic Command mengatakan telah mendeteksi dua rudal, salah satunya meledak segera setelah peluncuran.

Rudal yang mendarat di Laut Jepang diluncurkan pada Rabu sekitar pukul 07:50 waktu Seoul, dari sebuah daerah di provinsi Hwanghae Selatan di barat daya ibukota Korea Utara, Pyongyang.

Rudal tersebut diduga berasal dari jenis Rodong kelas menengah yang daat terbang sekitar 1.000 Km.

Pemerintah Korea Selatan menyatakan, peluncuran menunjukkan ambisi Korea Utara untuk secara langsung menyerang negara-negara tetangga dan menargetkan beberapa tempat seperti pelabuhan kapal dan lapangan udara.

Editor dari  The Nonproliferation Review yang berbasis di AS, Joshua Pollack, mengatakan, apa yang dilakukan Korut itu bisa jadi unjuk sikap mereka atas rencana Korea Selatan dan AS menggelar latihan militer bersama akhir bulan ini.

Korut memang secara konsisten memprotes latihan militer gabungan dua negara tersebut, yang mereka nilai sangat provokatif dan diduga sebagai persiapan untuk melakukan invasi ke negerinya.

"Jika sekutu bisa melakukan latihan angkatan bersenjata mereka, demikian juga pihak Utara," kata Joshua menggambarkan sikap Korut.

Pada tanggal 19 Juli lalu, Korut bahkan menembakkan tiga rudal balistik yang terbang antara 500 km dan 600 km (300-360 mil) ke laut lepas di sebelah timur.

Saat itu Korut menyatakan peluncuran tersebut sebagai bagian dari simulasi serangan preemptive terhadap pelabuhan dan lapangan udara Korsel yang digunakan oleh militer AS. [ald]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

FOLLOW US

ARTIKEL LAINNYA