Korut menyebut tujuan manuver AS di Semenanjung Korea adalah membebankan sanksi dan melumpuhkan Republik Demokratik Rakyat Korea.
Pernyataan ini diteruskan oleh Kedutaan Besar Korut di Jakarta lewat pesan elektronik kepada redaksi. Kemenlu Korut menyebut AS telah memaksa pihaknya untuk memiliki akses nuklir dan mengubah model pertahanan militernya menjadi serangan preemtif.
Ditegaskan bahwa DPRK, nama resmi Korut, punya hak membela diri untuk menjaga keamanan dan ketenangan negaranya dengan serangan nuklir pre-emtif terhadap tanda-tanda apapun dari AS. Hal itu berdasarkan fakta bahwa AS merupakan negara dengan senjata nuklir terbesar di dunia, yang menjadikan Korut sebagai sasaran sembari menunggu kesempatan untuk menyerang.
Dalam rilis terpisah, Komite Korea untuk Solidaritas dengan Masyarakat Dunia meyakini bahwa semua orang yang mencintai keadilan dan perdamaian, akan sepenuhnya memahami bahwa akar penyebab dari ketegangan di Semenanjung Korea adalah ancaman nuklir AS, pemerasan dan latihan militer bersama AS-Korea Selatan, serta sanksi internasional kepada DPRK.
Korut pun percaya masyarakat dunia akan memberikan dukungan dan solidaritas terhadap masyarakat Korut dalam perjuangan mereka menghapus akar ancaman terhadap kedaulatan Korut dan perdamaian serta keamanan wilayah.
Dalam portal berita resmi pemerintah Korut,
Naenara, disebutkan bahwa kekuatan DPRK terus bertumbuh menjadi sangat kuat sejak masa perang Korea (1950-1953). Mereka menyatakan, AS sebaiknya belajar dari sejarah bahwa mereka yang menggunakan bom atom ketika perang Korea dapat dikalahkan oleh tentara DPRK hanya dengan senapan.
Korut juga mengklaim bahwa mereka merupakan satu-satunya negara yang sepenuhnya siap berperang habis-habisan melawan AS dengan niat dan kemampuan yang tanpa ampun.
[ald]
BERITA TERKAIT: