Salah satu tempat yang kami kunjungi di Israel adalah Abu Ghosh. Kota kecil yang dihuni oleh keturunan Arab ini terletak sekitar 10 km di sebelah Barat Kota Yerusalem. Kota ini terkenal dengan hubungan baiknya dengan pemerintah Israel dan warga Yahudinya.
Hubungan baik itu bahkan tercipta sejak Presiden pertama Israel, Chaim Weizmann mengunjungi kota ini pada 1920. Abu Ghosh dipimpin oleh dewan lokal, yang merupakan bagian Distrik Yerusalem. Menurut data Biro Pusat Statistik Israel pada 23 Maret 2014, kota ini berpenduduk sekitar 6,795 jiwa.
Kota ini merupakan salah satu kota tua yang dihuni sejak lama, bahkan hingga 7.000 tahun sebelum Masehi. Artinya, hingga kini Abu Ghosh sudah berusia 9.000 tahun! Sebelumnya, kota ini juga dikenal dengan nama Arabnya, Qaryat al-‘Inab (Desa Anggur). Nama ini malah terdapat dalam Kitab Bible, Kiryat Ye'arim. Luar biasa rasanya. Nyaris setiap jengkal tanah Israel atau Palestina yang kami injak adalah situs sejarah, bahkan hingga ribuan tahun silam!
Sebuah sumber menyebutkan, di antaranya sejarawan kelahiran Palestina Aref Al-Aref, nenek moyang penduduk Abu Ghosh sebenarnya berasal dari kawasan Kaukasus (kawasan Rusia dan sekitarnya kini). Persisnya dari kawasan Ingusha, antara Chechnya dan Georgia. Mereka tiba di sini sebagai bala tentara Kesultanan Turki Utsmani, Sultan Salim I, yang menaklukkan Palestina pada 1516. Nama Abu Gosh, menurut pakar geografi dan nama-nama tempat, Yehuda Ziv, adalah plesetan†dari kata Ingush.
Kami tiba disini menjelang senja, untuk berdiskusi dengan sang Walikota Abu Ghosh, Issa Jaber. Udara dingin gerimis, berubah menjadi hangat ketika sang tuan rumah menyambut. Issa adalah pemegang gelar MA bidang ilmu politik dan administrasi publik, Universitas Ankara, Turki. Tak heran, selain menguasai bahasa Arab, Inggris, dan Ibrani, ayah lima anak ini juga menguasai bahasa Turki.
Issa bercerita panjang lebar, bagaimana warganya bisa hidup berdampingan dengan damai, meski orang luar melihat Israel dan Palestina terus terlibat konflik berkepanjangan. Termasuk tentang posisi mereka sebagai warga Israel, hingga mereka tidak bisa bepergian ke negara-negara yang tak punya hubungan diplomatik. "Kami misalnya tidak bisa ke Indonesia atau Malaysia. Semoga nanti, kondisinya akan berubah," harapnya.
Demikian juga dengan warga Arab yang tinggal di wilayah Palestina, menurutnya kadang ada yang melihat dengan pandangan berbeda. Terutama dengan status mereka sebagai warga negara Israel. Banyak penolakan dan kritikan ditujukan kepada kami,†ujarnya.
Terlepas dari kondisi konflik politik, lanjut Issa, di tengah warganya, mereka bisa membangun kebersamaan antara warga Arab Muslim dan warga Yahudi Israel, karena di wilayah Abu Ghosh memang juga terdapat warga Yahudi Israel. Tetangga yang baik, lebih baik dari saudara yang jauh. Makanya, kami terus berupaya membangun jembatan perdamaian. Setidaknya dalam lingkup lingkungan kami dulu,†dia menekankan.
Issa meyakinkan, berdasarkan pengalaman warganya yang Arab Muslim, hidup berdampingan dengan warga Yahudi Israel lainnya, memang selalu banyak menghadapi rintangan. Namun melalui dialog, semua masalah akhirnya jadi terpecahkan. Kami selalu bersama-sama, dalam proyek-proyek pendidikan, atau olahraga,†contohnya.
Salah satu yang amat menarik dari kota ini sebenarnya adalah, berdirinya Masjid Akhmad Kadyrov. Masjid yang baru selesai dibangun pada 2014 ini adalah masjid terluas kedua di Israel setelah Masjid al-Aqsha, dan dibangun atas sumbangan pemerintah Chechnya.
Uniknya, masjid ini dibangun di atas area seluas sekitar 3.480 meter persegi, merupakan sumbangan dari pemerintah Israel. Masjid ini juga satu-satunya masjid dengan arsitektur Turki Utsmani (sebagaimana umumnya masjid-masjid di Chechnya), yang ada di Israel.
Karena waktu shalat magrib sudah masuk, kami pun diajak shalat disini. Karena ternyata shalat berjamaah disini sudah selesai, kami pun membuat jamaah shalat magrib sendiri bersama beberapa rekan wartawan Indonesia di salah satu pojok masjid. Begitu selesai shalat, ternyata Issa juga ikut bergabung menjadi salah satu jamaah shalat kami.
Bersambung
BERITA TERKAIT: