Analisa itu disampaikan pakar intelijen dan pengamat terorisme, Wawan Purwanto, dalam sesi wawancara
live dengan stasiun televisi swasta beberapa saat lalu (Sabtu, 14/11).
"Dia menyerang dengan memecah konsentrasi, bisa dilakukan dengan perencanaan, peralatan dan pengamatan cukup, dengan persiapan logistik. Polanya sudah terjadwal secara matang dan berbulan-bulan menentukan titik, waktu dan sasaran," kata Wawan.
Bahkan, ia memprediksi otak di balik rangkaian penyerangan itu masih merencanakan serangan di tempat-tempat lain atau di negara lain. Hal ini sangat mungkin jika tidak ada pihak yang mengklaim sebagai penanggungjawab teror yang terjadi kemarin malam waktu setempat itu.
"Tidak ada orang yang mengklaim, biasanya mereka klaim. Tampaknya, ini dugaan saya, mereka masih menyimpan agenda serangan baru menuju lokasi lain," ungkapnya.
Wawan juga mengaitkan serangan di setidaknya enam lokasi di Paris itu sebagai akumulasi dari aksi-aksi terorisme di Perancis sebelumnya.
"Saya yakin dengan adanya serangan terhadap Timur Tengah, kasus ISIS, membuat mereka mempercepat proses ini, khususnya terhadap negara-negara yang terlibat konflik," lanjut Wawan.
Karena itu ia semakin yakin ada hubungan antara teror itu dengan konflik berlarut-larut di Suriah. Tapi pendapat ini masih perlu didukung dengan bukti dan keterangan ahli serta kesaksian yang cukup.
"Dari pola yang dimainkan menurut saya ada (kaitan dengan konflik Suriah), tapi tinggal bagaimana pembuktiannya," ucap Wawan.
[ald]
BERITA TERKAIT: