Pengenalan wajah merupakan program berbasis sistem komputer yang secara otomatis dapat mengidentifikasi sesorang berdasarkan tampilan gambar digital atau sumber video yang kemudian dicocokan dengan informasi yang berada dalam database.
Laporan tersebut dilansir oleh surat kabar Amerika Serikat New York Times seperti dikutip
CNN (Senin, 2/6).
Teknologi yang digunakan dalam program pengenalan wajah merupakan teknologi termutakhir, namun tetap menghadapi kendala karena sulit mendeteksi gambar dengan resolusi resndah atau gambar wajah dari sisi tertentu.
Surat kabar tersebut menyebut bahwa tidak jelas bepara banyak wajah yang telah ditangkap dan disimpan dalam database program NSA tersebut.
Namun menanggapi pemberitaan tersebut, juru bicara NSA, Vanee M. Vines membantah adanya program semacam itu.
"Kami tidak akan melakukan pekerjaan kita bila kita tidak menemukan cara untuk terus menerus meningkatkan ketepatan kegiatan sinyal intelejen yang bertujuan untuk melawan upaya target intelijen asing yang valid untuk menyamarkan diri atau menyembunyikan rencana untuk membahayakan Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya," kata Vines.
"Koleksi identitas sah intelijen asing memungkinkan NSA untuk lebih mengidentifikasi dan melacak target tersebut," tandasnya.
Namun Vines menolak mengomentari tudingan yang menyebut bahwa NSA mengumpulkan gambar wajah warga Amerika Serikat melalui media sosial seperti Facebook. [mel]
BERITA TERKAIT: