"PBB prihatin dengan laporan bahwa pasokan air di kota Aleppo yang sengaja diputus oleh kelompok pemberontak yang telah terjadi selama delapan hari, menyebabkan sedikitnya 2,5 juta orang kesulitan mendapatkan air bersih untuk minum dan sanitasi," begitu pernyataan Ban, dikutip dari
Global Times (Sabtu, 17/5).
Ban juga menyebut bahwa perampasan akses masyarakat terhadap air bersih merupakan pelanggaran hak asasi manusia.
"Sengaja menargetkan warga sipil dan merampas persediaan penting (air) adalah pelanggaran yang jelas terhadap hukum kemanusiaan dan hak asasi manusia internasional," jelas Ban.
Selama krisis berkepanjangan yang terjadi di Suriah, pemberontak telah berulang kali menyerang infrastruktur negara seperti memotong saluran air ke banyak daerah bahkan hingga memotong arus listrik.
Di Aleppo saja, kelompok pemberontak berhasil mengendalikan dua stasiun pompa air utama yang menyebabkan warga sipil sulit mendapatkan air bersih.
[ald]
BERITA TERKAIT: